REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Dwi Murdaningsih
Siska, Nabila, Diva, Caskia dan Amel berbagi tugas. Siska dan Nabila mengerjakan soal matematika. Sedangkan Caskia dan Amel menangani soal sains. Diva mendapatkan tugas menyelesaikan soal pengatahuan agama Islam (PAI).
Mereka siswa kelas lima SD IT Al-Imaroh, Karawang, Jawa Barat yang menjadi salah satu tim yang ikut dalam semifinal Bintang Pelajar National Competition Islamic Knowledge, Mathematics, and Science (BPNC IMS) 2014 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Selasa (13/5).
Kelimanya kompak mengisi lembar jawaban yang disediakan panitia. Timnya, bersama sekitar 169 tim lain setingkat SD, SMP, dan SMA.
Seakan termotivasi spanduk yang tersebar di arena kompetisi yang kedua kalinya diselenggarakan Bintang Pelajar (BP) itu.
‘’Bersunggung-sungguhlah dalam hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah hanya kepada Allah,’’ demikian bunyi satu spanduk.
Pendiri BP, Chairat mengatakan untuk membentuk generasi yang baik, umat Islam harus berkemampuan akademis dan menguasai ilmu agama.
‘’Menghasilkan generasi yang memiliki moral atau akhlak, diawali dengan mengerti Islam dulu," ujar Chairat. Ia berharap perpaduan jenis mata pelajaran yang dilombakan dapat menjadi bekal agar anak-anak mampu menata hidup mereka.
Selama ini, kata dia, sering dijumpai anak-anak yang unggul di bidang akademis namun kurang baik dalam hal akhlak. Sebaliknya, sering pula ditemui anak yang berakhlak baik namun kurang unggul di bidang akademis.
Keduanya, perlu dikemas sehingga anak-anak memiliki kemampuan akademik dan akhlak yang seimbang. Chairat mengatakan untuk memenangkan kompetisi ini, tim harus unggul dalam ketiga bidang yang dilombakan yaitu sains, matematika, dan PAI.
Menurut Chairat, ada filosofi yang memungkinkan diambil dalam kegiatan BPNC IMS. Anak-anak tidak cukup hanya unggul dalam satu bidang saja. Anak-anak harus menyeimbangkan diri dengan mempunyai kemampuanyang unggul di bidang agama dan akademik.
Unggul dalam bidang agama berkaitan erat dengan moral sementara unggul di bidang akademik karena ini berkaitan erat dengan daya saing anak. Ia mengatakan, sebanyak 170 tim dari 128 sekolah di 14 kota mengikuti kompetisi ini.
Sebelumnya, ada sekitar 8270 anak dari 550 sekolah yang mengikuti babak penyisihan. Lima tim terbaik dari babak semi final akan berlanjut mengikuti babak final di kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) pada 24 Mei 2014 mendatang.
Ketua Panitia BPNC IMS Tri Muchdi Harsono mengatakan lomba ini memang dilakukan secara berkelompok. Tujuannya agar anak-anak bisa tumbuh rasa saling menghargai antara satu dengan yang lain dalam satu tim.
Babak final mendatang akan dilakukan dengan metode cerdas cermat. Ia menjelaskan, metode itu menumbuhkan jiwa kepemimpinan anak. Ini juga menjadi bekal yang perlu dipersiapkan sejak dini. “Bahwa orang pintar itu tidak harus di belakang layar,’’ kata dia.
Dalam cerdas cermat, tutur dia, terlihat siapa yang lebih berani dan mampu mengambil keputusan. Ia menambahkan, ada lima tim terbaik dari setiap tingkatan yang akan maju ke babak final.
Tingkat SD adalah SD Muhammadiyah 12 Tangerang, SD Daar El Salam, SD Islam Al Azhar 12 Cikarang, SD Salman Alfarisi, dan SD Al-Azhar 31 Yogyakarta.
Tingkat SMP adalah MTs Al Kahfi, SMP Labschool Kebayoran sebanyak 2 tim, SMPIT Al Binaa Karawang, dan Pesantren Al Irsyad Tengaran Salatiga.
Sedangkan tingkat SMA adalah MAN Insan Cendekia Serpong sebanyak 2 tim, SMA Al Binaa Karawang sebanyak 2 tim, dan SMA Kharisma Bangsa.