Sabtu 17 May 2014 14:57 WIB

Qiraat Sab'ah dan Seni Baca Alquran (5)

Mushaf Alquran.
Foto: Republika/Agung Supri/c
Mushaf Alquran.

Oleh: Syahruddin El-Fikri/Dia

Memasuki paruh abad ke-20, seiring dengan eksebisi qari Mesir ke Indonesia, mulai marak berkembang lagu model Misri.

Pada tahun 60-an, Pemerintah Mesir menyuplai sejumlah maestro qari, seperti Syekh Abdul Basith Abdus Somad, Syekh Musthofa Ismail, Syekh Mahmud Kholil Al Hushori, dan Syekh Abdul Qadir Abdul Azim.

Animo dan atensi umat Islam Indonesia terhadap lagu-lagu Misri demikian tinggi. Hal ini disebabkan oleh karakter lagu Misri yang lebih dinamis dan merdu. Keadaan ini cocok dengan kondisi alam Indonesia.

Sejumlah qari yang menjadi elaboran lagu Misri adalah KH Bashori Alwi, KH Mukhtar Lutfi, KH Aziz Muslim, KH Mansur Ma'mun, KH Muhammad Assiry, dan KH Ahmad Syahid.

Kandungan Alquran

Haji Muammar ZA tentu dikenal banyak orang. Dia adalah qari internasional asal Indonesia yang menjadi juara MTQ tingkat internasional. Selain H Muammar ZA, masih terdapat beberapa nama lain yang juga indah dan merdu dalam membaca Alquran, di antaranya H Nanang Qosim, Maria Ulfa, dan H Khumaedi.

Sebagai seorang qari yang sangat fasih daam membaca Alquran, H Muammar berusaha menularkan ilmu membaca Alquran kepada generasi muda Muslim masa kini. Bahkan, di beberapa pesantren, sering diadakan pelatihan membaca Alquran secara tartil (indah) dengan menggunakan seni baca Alquran.

Mereka ini umumnya bergabung dalam organisasi yang bernama Jam'iyyatul Qurra wa al-Huffazh, organisasi yang membina pelajaran membaca indah dan menghafal Alquran.

Banyak orang yang ingin membaca Alquran dengan baik dan benar serta mampu melafalkannya dengan seni yang indah. Menurut H Muammar ZA, ada beberapa hal yang harus diperhatikan bagi seorang qari dalam melafalkan ayat-ayat Alquran.

Pertama, hendaknya Alquran dibaca secara fasih dan dengan memerhatikan tajwid. Menurut Muammar, kedua hal ini merupakan syarat utama dalam seni baca Alquran. Sehingga, kedua-duanya harus berjalan secara harmonis.

''Kalau kita hanya mengejar lagu tanpa memerhatikan tajwid, ini merupakan satu kesalahan yang sangat besar. Membaca dengan bertajwid, membaca dengan fasih, kemudian dilagukan secara harmonis,'' sebagaimana diungkapkannya dalam kaset bimbingan membaca Alquran dengan tartil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement