Jumat 16 May 2014 17:26 WIB

Relawan Muslim, Siaga dan Tanggap Setiap Saat (2)

Seorang relawan mengirimkan bantuan dengan menggunakan
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto/c
Seorang relawan mengirimkan bantuan dengan menggunakan "flying fox" untuk menyeberangi aliran lahar hujan Gunung Kelud di Dusun Klangon, Pandansari, Ngantang, Malang, Jawa Timur.

Oleh: Ratna Ajeng Tejomukti

Sejak berdiri pada 1994, DD memiliki tim relawan yang membantu sesuai bidang dan keahliannya.

Mereka biasanya terdiri dari dokter, perawat, guru, dan mahasiswa yang telah diinventarisasi sebelumnya. Syarat keikutsertaan tak berbelit. Paling penting, menjaga nama baik lembaga.

Presiden Direktur Dompet Dhuafa (DD) Ahmad Juwaini menyebutkan, para relawan terjun ke berbagai daerah dan ragam bencana, seperti tsunami Aceh 2004.

Para relawan juga fokus membantu korban pascabencana, seperti membantu renovasi rumah hingga pendidikan dan pemberdayaan masyarakat. “Tak banyak kendala dalam mobilisasi relawan,” kata Juwaini.

Namun, masalah hanya bersifat teknis. Justru, sering kali para relawan kurang memperhatikan diri sendiri, seperti lupa makan dan menetap di lokasi kejadian bencana dengan kondisi seadanya. Meski para relawan tanpa pamrih, pihaknya tetap memperhatikan nasib para relawan tersebut.

Selain DD, Humanity Network Department Aksi Cepat Tanggap (ACT) juga selalu siaga saat terjadi bencana. Bahkan, setelah enam jam terjadi bencana banjir di DKI Jakarta, Senin (13/1), ACT telah mendirikan posko sebanyak 43 titik dengan 500 relawan.

Vice President Humanity Network Department ACT Muhammad Insan Nurrohman mengatakan, pengelolaan tim relawan berada di bawah departemen MRI (Masyarakat Relawan Indonesia).

Perekrutan dilaksanakan berkala, baik secara online maupun aksidental, sesuai dengan keahliannya masing-masing. Seperti mengajak sejumlah dokter bergabung ketika terjadi bencana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement