REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Institut Studi Islam Darussalam (ISID) Gontor menghadiri seminar internasional tentang Alquran, di Ankara, Turki. Acara ini mengupas pemaknaan Alquran dan kaitannya dengan kausalitas.
Pembantu Rektor III ISID Gontor, Hamid Fahmy Zarkasyi, Ph.D, memaparkan pendapatnya dalam kegiatan itu. Dia menilai konsep yang diderivasi dari al - Quran harus merujuk konsep seminal yang berdasarkan pada makna etimologis dan terminologis. "Makna - makna tersebut harus dipahami dari pandangan hidup Islam," imbuhnya, kepada Republika, Jumat (16/5).
Dia menjelaskan kausalitas dalam al - Quran terdiri dari hubungan Tuhan-alam dan Tuhan-manusia. Masing - masing terbagi menjadi dua kausalitas, langsung dan tidak langsung. "Dalam al - Quran tidak ada pandangan dualistis free will dan predetermination (qadariyyah-Jabariyyah)," imbuhnya.
Kausalitas menurutnya, sebagaimana tertera dalam al - Quran, tidak pasti. Tuhan mempunyai peran langsung dan tidak langsung. Konsep kausalitas dalam al - Quran ini menjadi isu penting dalam karya Ibnu Sina, al-Ghazali, dan Ibnu Rusydi. "Konsep ini bisa dikembangkan dalam kaitannya dengan sains Islam," jelas Hamid.
Seminar internasional ini diselenggarakan pada 10-11 Mei lalu. Putra pendiri Pesantren Gontor, (alm) KH Imam Zarkasyi ini diundang oleh Research Institute for Philosophical Foundation of Discipline, yang berlokasi di Ankara Turkey. Acaranya adalah 2nd International Symposium on Rethinking The Qur'an, Qur'anic Concepts.
Sekitar 200 peserta hadir. Mereka menampilkan sekitar 20 pemakalah dari 15 negara. Kajian-kajian yang telah dipresentasikan meliputi berbagai konsep yang terdapat dalam al-Qur'an. Hamid hadir bersama dosen ISID, Dr.Dihyatun Masqon.