Kamis 15 May 2014 07:13 WIB

Asita: 6.000 Jamaah Riau Umrah Tanpa MERS

Calon jamaah umrah dan haji mengantre untuk melakukan suntik vaksinasi di Kantor Kesehatan Kelas I Halim Perdanakusuma, Jakarta guna mencegah penyebaran virus MERS.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Calon jamaah umrah dan haji mengantre untuk melakukan suntik vaksinasi di Kantor Kesehatan Kelas I Halim Perdanakusuma, Jakarta guna mencegah penyebaran virus MERS.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU – Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) menyatakan, sepanjang 2014 ada lebih 6.000 jiwa warga dari berbagai kabupaten/kota di Riau pergi dan pulang ibadah umrah tanpa menderita penyakit yang disebabkan virus Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV).

"Sejauh ini bisnis travel perjalanan umrah menuju Tanah Suci juga masih berjalan lancar," kata Ketua Asita Riau yang juga pengusaha travel PT Muhibbah Mulia Wisata, Ibnu Masud

di Pekanbaru, Rabu (14/5).

Ia mengatakan, memang kekhawatiran tersebut ada, namun itu dari pihak masyarakat yang hendak menuju ke tanah sudi Makkah.

Namun bagi pengusaha travel, menurut dia, bukan menjadi masalah karena sejauh ini belum ada jamaah yang positif terjangkit virus MERS-CoV.

Untuk mengantisipasinya, kata Ibnu, biro perjalanan atau pengusaha diminta untuk menganjurkan jamaah umrah untuk senantiasa menggunakan masker ketika berada di luar ruangan di Tanah Suci.

"Kalau bisa diperbanyak berada di dalam ruangan untuk menghindari terjangkit virus tersebut," ujarnya.

Ibnu mengatakan, saat ini pihaknya bersama para pengusaha travel umrah lainnya mencuba untuk mengintensifkan koordinasi dengan dinas kesehatan daerah setempat.

Itu apabila ada jamaah yang selesai umrah kemudian mengalami gejala yang mencurigakan, menurut dia, pengusaha sebaiknya memberikan laporan ke dinas kesehatan agar ada penanganan lebih jauh.

"Saya menganjurkan, masyarakat tidak perlu begitu mengkhawatirkan virus tersebut dan jangan sampai itu malah mengganggu ibadah umat Islam," katanya.

Menurut dia lagi, sebaiknya jamaah yang baru saja menjalankan umrah, melakukan istirahat total sebagai upaya pemulihan fisik atau tubuh. "Jangan sampai begitu pulang kemudian langsung beraktivitas seperti biasa hingga keletihan. Jatuh sakit, kemudian disangka terjangkit virus MERS," katanya.

Sebelumnya, dikabarkan tiga orang warga Pekanbaru yang baru saja pulang menjalankan ibadah umrah suspect MERS-CoV. Namun, setelah menjalani perawatan beberapa hari kemudian sembuh dan diklaim negatif.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement