Rabu 14 May 2014 12:30 WIB

Jakarta Islamic Center Dulu Lokalisasi, Kini Pusat Kegiatan Islami (2-habis)

Rep: c78/ Red: Damanhuri Zuhri
Salah satu kegiatan tausiyah dan zikir di masjid Jakarta Islamic Center (JIC), Jakarta.
Foto: Republika/Agung Supri
Salah satu kegiatan tausiyah dan zikir di masjid Jakarta Islamic Center (JIC), Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JIC pun menyediakan ruang informasi dan komunikasi dengan dibangunnya perpustakaan. Perpustakaan yang memiliki luas 30x12 meter ini ramai pengunjung.

Menurut Paimun, perpustakaan ini memiliki koleksi buku tingkat sedang, yakni masih berjumlah sekitar 20 ribu atau nomor tiga setelah Masjid Istiqlal dan Al Markaz. Meski demikian, perpustakaan JIC menjadi juara dalam hal jumlah pengunjung.

“Menurut Menteri Agama, sebagai perpustakaan masjid, perpustakaan JIC memiliki jumlah pengunjung terbanyak, yakni rata-rata seratus orang per hari, sementara anggota perpustakaan kita ada sekitar 4.000 orang,” katanya.

Prestasi ini menggembirakan karena perpustakaan dapat merintis keberadaan masyarakat yang gemar membaca. Pemilihan koleksi buku pun tak sembarangan.

Disediakan buku-buku populer dan penting selain buku-buku Islam. Ada buku tentang komputer, pemberdayaan masyarakat, budi daya, pelajaran umum, ekonomi, akuntansi dan sastra.

“Alhamdulillah, perpustakaan JIC buka setiap hari selama satu minggu penuh tanpa libur, kecuali libur nasional,” ujarnya menambahkan. 

Untuk meningkatkan pengetahuan dan semangat para anggota perpustakaan, pengurus menyelenggarakan JIC Smart Book Day, yakni acara bedah buku setiap akhir bulan pada hari Sabtu. “Rencananya pada 31 Mei nanti kami mengundang Peggy Melati Sukma untuk membedah bukunya,” kata Paimun.

JIC pun memiliki siaran radio untuk mendakwahkan Islam bagi para pendengar di sekitar Jakarta Utara dan Bekasi. Pendengar dapat mendengarkan talkshow interaktif sekaligus konsultasi masalah agama dengan narasumber yang berkompeten. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement