Rabu 14 May 2014 11:45 WIB

Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji Masih Berproses (1)

Rep: c78/ Red: Damanhuri Zuhri
Anak-anak mengaji Alquran (ilustrasi).
Foto: AP
Anak-anak mengaji Alquran (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji (Gemmar) yang digagas Kementerian Agama (Kemenag) masih dalam proses sehingga belum bisa dievaluasi apalagi dikatakan sukses. Yang pasti, gerakan ini memiliki tujuan yang sangat baik.

“Banyak kegiatan bernapaskan Islam yang dulu menjadi budaya, namun tergerus oleh kemajuan teknologi,” kata Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Abdul Djamil kepada Republika, Senin (12/5).

Mengaji setelah maghrib, ia mengungkapkan, sebenarnya juga bukan hal baru bagi masyarakat Indonesia. “Dulu, anak-anak ramai berangkat ke mushalla atau langgar untuk mengaji Alquran,” ujarnya.

Sayangnya, ungkap Abdul Djamil, kegiatan tersebut lama-kelamaan meredup. Ia melihat, penyebabnya tak jauh-jauh dari kemajuan teknologi.

“Banyak kegiatan lain yang dinilai lebih menarik ketimbang mengaji setelah Maghrib,” kata Abdul. Kegiatan tersebut, misalnya menonton televisi atau jalan-jalan malam bersama teman-teman.

Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji, ia melanjutkan, bertujuan menghidupkan tradisi yang sejak lama ada di masyarakat Indonesia.

Jika dijalankan dengan tepat dan terus-menerus, kegiatan tersebut akan menjadi bagian dari pembinaan moralitas anak, sekaligus pembentukan karakter.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement