REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Kabupaten Gorontalo Utara, belum mensosialisasikan tentang MERS atau sindrom pernafasan timur tengah yang mewabah di Arab Saudi, kepada calon jamaah haji di daerah itu.
Ketua IPHI Gorontalo Utara, Muhammad Rahmola mengatakan, sejauh ini pihaknya belum menerima pemberitahuan resmi dari pihak Kementerian Agama (Kemenag) maupun Dinas Kesehatan, terkait sosialisasi antisipasi MERS. Sehingga tidak ada kekhawatiran para calon jamaah haji dari daerah ini, untuk melaksanakan ibadah haji pada Oktober mendatang.
"Kami baru saja melakukan pertemuan kerukunan haji se-kabupaten dipusatkan di Kecamatan Atinggola, namun saya tidak berani mensosialisasikan tentang MERS lebih jauh kepada para haji maupun calon jamaah haji, mengingat belum ada pemberitahuan resmi," ujarnya.
Ia mengaku, hanya menyimak pemberitaan sejumlah media nasional tentang wabah MERS. "Olehnya, sosialisasi terkait MERS belum akan dilakukan sebelum pihaknya menerima pemberitahuan resmi, apakah calon jamaah haji maupun umroh, khususnya berusia diatas 65 tahun dan dibawah 12 tahun, sebaiknya menunda ibadahnya sampai wabah ini hilang," Ujar Muhammad.
IPHI mencatat, tahun 2014 ini terjadi peningkatan jumlah calon jamaah haji daerah ini, sebanyak 30 orang atau naik dari musim haji tahun 2013 yang hanya berjumlah 15 orang. Namun pihak Kemenag telah menghapus 2 orang calon jamaah haji tahun ini, disebabkan terbukti telah menyandang gelar haji pada ibadah tahun sebelumnya.
Dari seluruh calon jamaah haji daerah ini, 2 orang diantaranya adalah ibu-ibu berusia diatas 70 tahun, namun IPHI melihat kondisi keduanya sangat prima dan bersemangat untuk melaksanakan ibadah haji. Sementara itu, salah seorang calon jamaah umroh dari Desa Milango, Kecamatan Tomilito, Riskal Gou (34th), mengaku tidak takut dengan ancaman MERS.
Ia berpendapat, jika keinginannya ke tanah suci adalah untuk menjalankan ibadah, sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan persiapan fisik dan mental yang kuat, agar bisa melaksanakan rangkaian ibadah dengan optimal.
"Saya ke tanah suci untuk beribadah, maka harus optimal menjaga kebugaran dan stamina tubuh agar tidak mudah terkena penyakit apapun," ungkap Riskal.