Senin 12 May 2014 14:16 WIB

Daging Halal pada Produk Global

Logo produk halal Selandia Baru yang diwacanakan dalam ekspansi produk halalnya.
Foto: onislam.net
Logo produk halal Selandia Baru yang diwacanakan dalam ekspansi produk halalnya.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ferry Kisihandi

The Sun, mencuri perhatian. Edisi Rabu (7/5) pekan lalu, tabloid yang berbasis di London ini menyerang jaringan restoran internasional, Pizza Express. Mereka menyajikannya di halaman depan edisi hari itu. Pizza Express dianggap mengelabui konsumen.

Sebab, restoran pizza ini secara rahasia menggunakan daging halal dalam menunya. Tak tercantum dalam menu perusahaan menggunakan daging halal pada produknya. Kecuali, konsumen menanyakan apakah ada menu berdaging halal baru pelayan memberitahukannya.

The Sun mengutip sumber berita dari The National Secular Society. Sebuah lembaga yang meyakini pemisahan agama dan negara serta mempromosikan sekularisme merupakan cara terbaik menciptakan masyarakat harmonis.

Kelompok ini mengungkapkan, sebagian masyarakat tertipu dengan membeli daging yang disembelih berdasarkan agama tertentu. Laman berita BBC mengunggah sejumlah perdebatan di media sosial, twitter mengenai isu The Sun ini.

Ada yang mengecam Pizza Express ada pula yang membelanya. Apa salahnya menggunakan daging halal pada sebuah produk makanan. The Guardian, pun tak ketinggalan. Laman berita ini menyatakan, cerita yang diangkat The Sun berpotensi provokatif.

Pizza Express angkat bicara. Melalui harian The Metro mereka mengecam dianggap mengelabui konsumen. Tak ada rahasia mengenai daging halal. Semua daging ayam yang digunakan dalam produk makanan mereka disembelih secara halal.

Pelayan restoran memberitahukan informasi soal daging halal ini kepada konsumen. Tak hanya itu, soal menu berisi daging halal juga diunggah dalam laman resmi mereka. Pizza Express membantah penggunaan daging halal tak tertulis secara jelas di menu.

Direktur Council for Arab-British Understanding Chris Doyle mengatakan, dalam kasus ini intinya bukanlah soal daging halal yang disuguhkan secara diam-diam. ‘’Ada elemen histeria atau ketakutan terkait daging halal,’’ katanya seperti dikutip Al-Arabiya, Kamis (8/5).

Dalam beberapa tahun terakhir ini, kata dia, banyak restoran dan gerai makanan cepat saji di Inggris yang menggunakan daging halal. Jadi, berita The Sun digunakan untuk membangkitkan sentimen anti-Islam di Inggris.

Banyak konsumen Inggris mungkin kaget menyadari bahwa mereka mengonsumsi daging halal dalam beberapa waktu lamanya. Karena globalisasi dan keberagaman di dunia, banyak pasar swalayan dan restoran menyajikan daging halal.

Secara ekonomis juga menguntungkan. Daging tersebut dapat dikonsumsi Muslim maupun non-Muslim. ‘’Keputusan untuk memakai daging halal benar-benar karena konsumen,’’ kata Doyle. Ini terjadi pada Pizza Domino, KFC, Nando’s, KFC, dan Slug & Lettuce.

Di sejumlah lokasi, mereka menyajikan produk berbahan daging halal. Akhir-akhir ini, bahkan restoran raksasa sandwich, Subway, menghapuskan menu ham dan bacon dari hampir 200 gerai yang mereka miliki.

Sekarang ini, rumah potong hewan halal di Inggris berjumlah seperempat dari 352 rumah potong yang ada. Menurut The Daily Mail, jumlah ini bisa jadi melampaui rumah potong hewan halal yang ada di negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim. 

Di sisi lain, lebih dari 70 persen daging domba yang tersebar di pasar-pasar swalayan Inggris berasal dari Selandia Baru. Daging domba itu berasal dari rumah potong hewan halal.

Jaringan pasar swalayan ternama Inggris seperti Tesco, Sainsbury’s, Morrisons, Waitrose and Marks & Spencer menyajikan daging impor dari Selandia Baru itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement