Jumat 09 May 2014 09:40 WIB

Keterbukaan Tepis Islamfobia di AS

muslim amerika
Foto: huffingtonpost.com
muslim amerika

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Heri Purwata

YOGYAKARTA -- Muslim Amerika Serikat (AS) berupaya untuk menjalin keterbukaan dengan masyarakat umum.

Langkah itu dilakukan untuk menepis anggapan negatif yang ditujukan kepada Muslim AS menyusul terjadinya tragedi 9/11. Tragedi itu sempat membuat sebagian masyarakat AS curiga terhadap Islam dan komunitas Muslim.

Meski telah menjadi bagian masyarakat AS selama berabad-abad, komunitas Muslim tidak terlepas dari stigma negatif akibat peristiwa tersebut, kata Jaye Starr, seorang Muslimah yang lahir dan besar di AS ketika memberi kuliah umum di depan mahasiswa UII tentang Islam dan Muslim di Amerika Serikat di Yogyakarta, Selasa (29/4).

Menghadapi masyarakat Amerika Serikat yang anti-Islam, kata Starr, Muslim AS justru menampilkan wajah Islam yang ramah dan terbuka kepada warga negeri Paman Sam.

Sikap ini ditunjukkan melalui berbagai kegiatan menarik, seperti dialog antarkomunitas, mengundang warga non-Muslim makan bersama dan kuliah umum tentang Islam.

Tujuannya, kata dia, memancing minat warga AS untuk lebih mengenal Islam dengan baik. Melalui cara ini, komunitas Muslim AS mampu membalikkan stigma negatif dan justru meraih simpati dari kebanyakan warga AS.

Menurut Starr, selama ini muncul anggapan bahwa Muslim di AS cenderung dibenci dan diperlakukan secara diskriminatif. Namun, faktanya ini hanya sebagian kecil, sedangkan komunitas kami terus tumbuh dan semakin terintegrasi dengan masyarakat AS, papar Starr.

Saat ini, kata dia, terdapat sekitar enam juta sampai tujuh juta warga Muslim di negeri adidaya itu. Jumlah masjid di seantero AS mencapai 2.100 buah. Bahkan, di Chicago dan Kalifornia terdapat Islamic Center yang memberikan pendidikan Islam kepada para mualaf.

Starr mengungkapkan, rasa ingin tahu warga AS terhadap Islam yang sebenarnya sangat tinggi. Pasca-9/11, banyak warga AS yang bertanya-tanya apakah benar ada agama yang melegalkan pembunuhan dan penghancuran seperti ini? Mereka pun menjadi antusias ingin tahu tentang Islam," ungkapnya.

 

Komunitas Muslim AS pun akhirnya menyadari pentingnya menyebarluaskan  pengetahuan tentang wajah Islam yang benar kepada para tetangga yang notabene non-Muslim.

Dari sinilah kami kemudian mulai sangat aktif menjalin keterbukaan dan membina hubungan yang lebih erat dengan komunitas keagamaan lain di AS, kata mahasiswi yang sedang mendalami studi Islam di AS ini.

Ia menganggap hal ini sangat penting. Sebab, kata Starr, saat ini masih ada kelompok yang terus berupaya menyuburkan benih-benih Islamfobia di tengah warga AS.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement