REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Teungku Hasbi Abdullah menyatakan, secara budaya tidak sulit memahami karakter dan jiwa masyarakat di daerahnya.
Sebab, semua sudah tercantum dalam Undang-Undang Nomor 11/2006 tentang Pemerintahan Aceh (UUPA).
"Semua yang terkait dengan karakter masyarakat Aceh itu tertuang dalam semangat UUPA," katanya, Kamis (8/5).
Hal tersebut disampaikan dalam pertemuan dengan tim Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Pemberdayaan Wilayah Pertahanan (wilhan) perwira siswa pendidikan reguler Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat angkatan 2014.
Teungku Hasbi juga mengatakan, meski dalam implementasi pelaksanaan syariat Islam yang merupakan salah satu kekhususan Aceh seperti tertuang dalam UUPA tersebut, namun masyarakat Aceh masih harus terus istiqamah dan aktif berjuang mewujudkannya.
"Seperti juga dalam penyelenggaraan 'good governance' meningkatkan kualitas pelayanan aparat, kehidupan masyarakat dalam segala aspek, pendidikan sosial, budaya, politik dan keamanan," katanya menambahkan.
Namun itu semua, menurut politisi Partai Aceh ini, adalah dinamika transformasi kehidupan sosial di Aceh yang sedang terjadi. Yaitu mengharmonisasikan perkembangan teknologi informasi dan modernisasi agar berjalan selaras dengan kultur budaya masyarakat dan prinsip-prinsip pelaksanaan Syariat Islam tersebut.
Oleh karenanya, Hasbi menyatakan menyambut baik kegiatan KKL tersebut di provinsi ujung paling barat Indonesia itu. Kegiatan juga diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi pembangunan Aceh ke depan.