REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ratna Ajang Tejomukti
Pimpinan Al Fatih Kaffah Nusantara (AFKN) Ustaz M Zaaf Fadzlan Rabbani Garamatan mengatakan, hal itu menunjukkan kuatnya dakwah Islam di kota berjuluk Satu Tungku Tiga Batu.
“Islam menjadi agama pertama di sini, justru agama lain yang menyebar di Irian dibawa oleh raja Islam Tidore beberapa puluh tahun lalu,” ujar Ustaz Fadzlan.
Diakui Ustaz Fadzlan, Islam di Irian mengalami kemunduran ketika bergabung dengan Indonesia. Masyarakat hanya melaksanakan agama Islam secara ritual saja.
“Mereka hanya seadanya saja melaksanakan ibadah Islam, seperti shalat lima waktu, puasa, zakat, dan ibadah haji,” ujar tokoh perubahan Republika 2010 ini.
Di sisi lain, pemahaman fikih, syariah, dan akhlak Muslim Papua mengalami kemunduran. Bahkan, tak sedikit yang terpengaruh agama lain.
Menurut Ustaz Fadzlan, sebenarnya masyarakat Irian lebih dulu modern. Mereka sudah lebih dulu mengenal pakaian, tetapi banyak pihak membodohi mereka dengan budaya anismisme dan dinamisme.
Ustaz Fadzlan bersama dai di Irian tak pernah lelah untuk berdakwah. Para ulama bertekad agar Islam tak sampai terkikis di negeri kaya sumber daya alam emas dan laut ini. Para dai mulai menyebarkan kembali pengetahuan tentang Islam.
Mereka memfokuskan kegiatan dakwah di pedalaman sambil melakukan pembinaan di daerah yang penduduknya mayoritas Muslim.
“Kami mulai bergerak di daerah pedalaman Papua, seperti Wamena, Jayapura, Sorong, dan Timika,” ujar dia.
Warga Papua mulai dikenalkan kembali bagaimana kehidupan Islam yang indah. “Kami kenalkan mereka bagaimana ibadah Islam, mulai shalat, semua harus terbebas dari hal yang kotor dengan wudhu, mandi besar, berpakaian rapi dan wangi,” papar dia.