REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Yusuf Assidiq
Ahad pagi pekan pertama April lalu, kediaman satu keluarga di Seturan, Sleman, Yogyakarta, tampak semarak. Ada sekitar 30 orang di sana. Mereka adalah jamaah Pengajian Ar-Rahman.
Dibanding komunitas pengajian pada umumnya, Pengajian Ar-Rahman boleh dibilang istimewa. Ya, karena para anggota pengajian ini, baik Muslim dan Muslimah, sama-sama mualaf. Satu kesamaan di antara para anggotanya, baik Muslim dan Muslimah, yakni sama-sama mualaf.
Bagi seorang mualaf, komunitas semacam ini sangatlah penting. Ketika seorang non-Muslim telah mengikrarkan diri menjadi Muslim, maka ia memerlukan wadah untuk saling mengisi dan memperkuat pemahaman serta penghayatannya tentang Islam.
Faktanya, di negeri kita, komunitas yang mewadahi para mualaf belum banyak. Karena itu, keberadaan komunitas pengajian Ar-Rahman di Yogyakarta ini patut diapresiasi.
Komunitas Pengajian Ar-Rahman berdiri pada Juni 2003. Kediaman Hj Sukadis Tjokrosedono (almh) di Jalan Dagen, Malioboro, Yogyakarta, menjadi saksi saat bersejarah itu.
Memfasilitasi para mualaf untuk memperkuat akidah, ibadah, dan akhlak lslam menjadi tujuan utama dibentuknya pengajian ini. Demi mencapai tujuan itu, para mualaf dibimbing dalam belajar shalat dan membaca kitab suci Alquran.
Dengan sabar, ustaz pembimbing mengajarkan Iqra’ kepada para mualaf hingga akhirnya mereka bisa membaca Alquran dengan baik. Saat ini, ada empat ustaz yang mendedikasikan tenaga, pikiran, dan waktunya untuk membina para mualaf tersebut.
Tiga bulan pertama kegiatan pembelajaran Iqra', tercatat hanya satu orang mualaf yang ambil bagian. Enam bulan kemudian, peserta meningkat menjadi enam orang. Bertindak sebagai pembimbing kala itu adalah Usatz Dahlan Hamim dari Masjid Syuhada, Yogyakarta.
Memasuki tahun kedua, mualaf yang mengikuti pembelajaran Iqra' bertambah menjadi 13 orang. Saat itu, seluruh kegiatan Pengajian Ar-Rahman masih difasilitasi sepenuhnya oleh Hj Sukadis (almh).
Pada 2005, kegiatan Pengajian Ar-Rahman tak hanya terpusat di Jalan Dagen, namun mulai merambah ke Yogyakarta bagian utara, tepatnya di kediaman keluarga Prof Dr lr H Bambang Triatmodjo yang berada di Kavling Madukismo, Seturan.