REPUBLIKA.CO.ID, -- Selain aturan khusus terkait busana pengunjung, ada juga hal menarik menarik lainnya di Istiqlal, yakni seragam para petugas keamanan dan kebersihan. Pakaian yang mereka kenakan hampir sama dengan petugas keamanan lainnya.
Yang unik adalah aksesorinya. Sebanyak 40 petugas keamanan Masjid Istiqlal mengenakan rompi berwarna hijau tua serta topi serupa yang dikenakan tentara.
Kesan eksentrik pun semakin terasa dengan selendang berwarna oranye dan biru bertuliskan "Security Istiqlal" yang melingkari bahu dan pinggang mereka.
"Para petugas keamanan harus tampil gagah dan menarik," kata Kepala Kemananan dan Ketertiban Masjid Istiqlal Soebakir.
Menurutnya, petugas keamanan pada dasarnya bertujuan membuat pengunjung nyaman dan merasa terjaga.
Karena itu, disematkan aksesori yang kaya warna tersebut untuk menunjukkan karakter para petugas Istiqlal yang ramah, tapi tetap gagah.
Satu lagi armada yang eksentrik, yaitu para petugas kebersihan. Mereka memakai topi koboi dan kaus panjang berwarna hijau lumut.
Topi koboi, kata Soebakir, bukan sekadar penarik perhatian. Tujuan utamanya adalah menjaga kepala para petugas dari debu. "Jadi, mereka tidak perlu keramas lagi ketika ingin melaksanakan ibadah," katanya.
Mengenai masalah kebersihan, Soebakir menuturkan pengalamannya sebagai kepala kebersihan dalam rentang waktu 1984-1997. Dari seluruh tugas yang pernah ditumpukan padanya, kebersihanlah yang dirasa paling menantang.
Meski alokasi untuk kebersihan masjid dianggarkan senilai Rp 1 miliar, tetap saja pelaksanaannya terbilang berat. Sebab, jamaah dan pengunjung tak henti berdatangan ke masjid ini.
Selama 24 jam, tiada henti. Hal ini menyebabkan toilet dan tempat wudhu selalu ramai. "Ada 72 toilet dan area tempat wudhu yang harus dibersihkan setiap hari," paparnya.
Karena itu, ia mengimbau para pengunjung untuk turut menjaga kebersihan masjid. "Setidaknya, dengan menjaga kebersihan. Itu bisa menjadi amalan keimanan buat kita.''