Jumat 02 May 2014 17:00 WIB

Cerita Ustaz Fadzlan di Papua: Dipanah Kala Berdakwah

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Hafidz Muftisany
Ustaz Fadzlan Rabbani Al Garamatan
Foto: Republika/Prayogi
Ustaz Fadzlan Rabbani Al Garamatan

REPUBLIKA.CO.ID, FAK-FAK -- Pimpinan Al Fatih Kaffah Nusantara (AFKN) Ustaz Fadzlan Rabbani Al Garamatan memiliki beragam cerita saat mengemban dakwah di Pulau Nuu Waar (Papua). Selain medan yang sulit diakses transportasi, tak jarang ancaman tombak dan panah hadir setiap saat. Pengalaman itu pernah dirasakan pria kelahiran 41 tahun silam ini saat dipanah di lengan kanannya hingga patah. 

Alhasil tangannya pun saat ini bengkok.Ini terjadi tahun 1994 di wilayah Mapenduma dan Timika. Ketika itu dia bersama delapan orang dai sedang mencari kampung untuk dibina.“Dai harus mampu bertahan ketika di fitnah, diserang, dipanah dan ditombak," ujar Ustaz Fadzlan.

Semangat Ustaz Fadzlan berdakwah di Nuu Waar tak lepas dari sepak terjang kakeknya. Kini Ustaz Fadzlan bersama AFKN terus memotivasi warga untuk mengenal indahnya Islam. Awal mula dakwahnya dimulai di pedalaman lembah Waliem, Wamena.

Setelahnya, kepala suku dan masyarakat Suku Asmat berbondong-bondong masuk Islam. Biasanya ketika kepala suku mempercayai satu keyakinan, masyarakat suku tersebut biasanya langsung mengikuti.

Dia mulai memperkenalkan Islam pada kepala suku disana dengan konsep kebersihan sebagian dari iman. “Kami ceritakan mandi dengan air dan sabun itu membuat badan bersih dan segar, ketua suku Asmat disana pun membuktikannya,” ujar dia.Selain itu, pendeketan kesejahteraan juga menjadi hal penting. Berdakwah di Nuu Waar harus melihat kebutuhan penduduk. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement