Rabu 30 Apr 2014 05:09 WIB

Sebuah Konferensi Spiritual di Johannesburg

Menara Masjid Al-Awal (Owal), masjid pertama di Cape Town, Afrika Selatan.
Foto: Blogspot.com
Menara Masjid Al-Awal (Owal), masjid pertama di Cape Town, Afrika Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Wachidah Handasah

Sebuah perhelatan akbar berlangsung di Johannesburg, Afrika Selatan, pekan lalu. Bukan seminar, pentas music, atau peragaan busana, melainkan ijtima. Inilah ajang pertemuan akbar tahunan yang dihadiri ribuan umat Islam dari Afrika Selatan dan negara-negara lain.

Di ajang ini, Muslim yang berasal dari berbagai penjuru dunia tak sekadar bertemu dan bertukar informasi, tapi juga mendapatkan tambahan ilmu agama dari para ulama yang memberikan tausiah di sana.

"Saya merasa meningkat secara rohani,'' kata Jafar Kandulu, seorang Muslim dari Malawi, seperti dikutip onislam.net, Senin (21/4).

Saat itu, Kandulu berada di dalam sebuah tenda besar tempat seorang ulama asal Malawi sedang berceramah dalam bahasa lokal. "Saya berharap bisa menghadiri ijtima lagi tahun depan," katanya.

Kandalu adalah salah satu dari hampir 10 ribu Muslim yang menghadiri ijtima di Johannesburg yang digelar selama tiga hari, 19-21 April 2014. Dalam pertemuan akbar ini, ribuan Muslim antusias mendengarkan ceramah dari para ulama sepanjang siang dan malam.

Para ulama yang menjadi pembicara biasanya berasal dari negara-negara Asia, seperti India, Pakistan, dan beberapa negara lain. Sementara, peserta kebanyakan datang dari negara-negara Afrika, seperti Malawi dan Zimbabwe.

Seorang cendekiawan Muslim setempat mengatakan, ijtima di Afrika Selatan ini digelar setiap tahun. Para peserta datang dari berbagai negara, terutama negara-negara tetangga, untuk menghadiri sebuah konferensi spiritual.

''Mereka mengikuti program kerohanian yang bertujuan memotivasi Muslim untuk menjalani hidup yang penuh makna dalam koridor Islam,'' tambah cendekiawan yang tak bersedia disebutkan namanya itu.

Berada di dalam tenda-tenda khusus, para peserta ijtima umumnya mengenakan busana Muslim warna putih dan menyapa satu sama lain layaknya saudara. Untuk memfasilitasi ribuan jamaah ini, pihak penyelenggara membuat banyak tempat wudhu dan toilet nonpermanen.

''Ijtima mengingatkan saya pada ibadah haji di Tanah Suci di mana saya melihat Muslim dari berbagai bangsa berada di satu tempat,'' tutur Mahad Ali, seorang pedagang asal Somalia yang telah lama menetap di Afrika Selatan.

Mahad Ali harus menempuh perjalanan sejauh 130 km untuk sampai di lokasi ijtima. ''Pertemuan akbar ini menunjukkan adanya persaudaraan sejati,'' ujarnya.

Tak hanya di Johannesburg, perhelatan serupa dalam skala yang lebih besar juga digelar setiap tahun di Bangladesh. Jika di Johannesburg peserta ijtima baru mencapai puluhan ribu, Bishwa ijtima di Bangladesh mampu menyedot jutaan Muslim dari berbagai penjuru dunia.

Bishwa ijtima digelar pertama kali pada 1960 oleh kelompok dakwah Islam, Jamaah Tabligh. Selain di Bangladesh, pertemuan akbar Jamaah Tabligh juga diadakan setiap tahun di India.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement