Selasa 29 Apr 2014 14:28 WIB

Ulama Lokal yang Mendunia (2)

Masjidil Haram
Foto: Natalia Endah Hapsari/Republika
Masjidil Haram

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ani Nursalikah

Karya-karya ulama lokal menjadi referensi kajian Islam.

Di abad yang sama pula, Syekh Sayyid Utsman Betawi adalah sahabat ulama besar Sayyid Yusuf an-Nabhani, seorang mufti di Beirut.

Dia lahir di Pekojan, Jakarta, 2 Desember 1822. Karakternya tegas dalam memutuskan suatu perkara. Betawi mempunyai 109 karya semasa hidupnya.

Syekh  Ahmad Khatib al-Minangkabawi juga adalah khatib dan guru besar di Masjidil Haram pertama yang berasal dari non-Arab. Dia juga dikenal sebagai Mufti Mazhab Syafi'i pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.

Selain memegang kedudukan penting di Makkah, dia juga menjadi guru bagi ulama-ulama nusantara. Ia juga dikenal sebagai ulama yang sangat peduli terhadap pencerdasan umat. Dia lahir di Koto Agam pada 1860.

Al-Minangkabawi menaruh perhatian besar terhadap hukum waris. Kepakarannya dalam mawaris (hukum waris) telah membawa pembaruan adat Minang yang bertentangan dengan Islam.

Martin van Bruinessen mengatakan, karena sikap reformis inilah akhirnya al-Minangkabawi semakin terkenal.

Salah satu kritiknya yang cukup keras terdapat dalam kitabnya Irsyadul Hajara fi Raddhi 'alan Nashara. Di dalam kitab ini, ia menolak doktrin trinitas Kristen yang dipandangnya sebagai konsep Tuhan yang ambigu.

Berikutnya adalah ulama Jawa paling berpengaruh pada zamannya. Syekh Mahfudz Tremas lahir di Pacitan, 31 Agustus 1868.

Dalam Kitab Muhibah zil Fadhli jilid empat yang merupakan salah satu karya beliau, dikatakan saat muda ia banyak menimba ilmu kepada ayahnya sendiri, Syekh  Abdullah bin Abdul Mannan at-Tarmasi.

Setelah Semarang, ia melanjutkan pengembaraan ilmunya hingga ke Makkah. Di sana ia berguru pada Syekh al-Fathani dan Nawawi Banten dari nusantara.

Guru utamanya adalah Sayid Abi Bakr bin Sayid Muhammad asy-Syatha, pengarang kitab Ianatut Talibin, syarah Fathul Muin.

Dia memilih menetap di Makkah selama hidupnya. Syekh  Mahfudz memiliki karya khusus yang mencatat semua sanad dari setiap ilmu yang ia pelajari. Sanad tersebut ia kumpulkan dalam karya yang berjudul Kifayatul Mustafid.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement