Oleh: Ani Nursalikah
Jatuhnya Konstantinopel telah memberi peringatan para penguasa Latin di daerah Aegea yang memang pantas untuk khawatir kepemilikan mereka di bawah ancaman.
Khususnya, Venesia yang khawatir keselamatan Negroponte. Venesia kemudian menggabungkan pulau-pulau di selatan Sporades untuk membentuk sebuah garis pertahanan utara. Pada saat yang sama, mengejar negosiasi dengan Mehmed.
Upaya ini menghasilkan sebuah perjanjian yang mengizinkan mereka bebas melaksanakan perdagangan dan mempertahankan sebuah koloni dengan seorang bailo (perwakilan negara Venesia di luar negeri) di Istanbul. Koloni Genoalah yang mendapat serangan.
Pada 1455 Mehmed melepas sebuah armada yang melumpuhkan dua permukiman Genoa, Phokaia Lama dan Phokia Baru, di Pantai Anatolia karena melihat keuntungan dari tambang tawas yang dihasilkan daerah itu.
Kemudian, di musim dingin yang menggigit pada Januari 1456, ia sendiri memimpin pasukannya ke Enez, sebuah koloni Genoa di bagian barat Thrace.
Kejadian ini memaksa penguasanya Dorino Gattiluso menyerahkan Enez dan pendulangan garamnya bersama dengan Pulau Samothrace, Imbros, dan Limni.
Serangan ini jelas telah ditentukan sebelumnya. Terebutnya Athena adalah memanfaatkan kesempatan. Pada 1451, Florentine Duke of Athena, Nerio II Acciajuoli, meninggal.
Pada 1456, Mehmed memberi respons dengan mengirim Turahanoghlu Omer untuk menduduki Athena. Kini, kekuatan Katolik di Aegea begitu terancam dengan agresi Mehmed.