REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Hafidz Muftisany
Gerakan menjadikan 27 April menjadi hari sedekah nasional disambut baik beberapa kalangan. Presiden Direktur Dompet Dhuafa (DD) Ahmad Juwaini mengatakan, setiap seruan untuk berbuat baik harus didukung.
Termasuk, gerakan sedekah nasional. “Meski belum tahap melibatkan semua kalangan tapi ini ajakan kebaikan,” ujar Juwaini.
Masyarakat sendiri semakin sadar untuk melakukan sedekah. Hal ini, Juwaini mengungkapkan, terlihat dari perolehan dana infak dan sedekah di DD.
Dana sedekah yang diamanahkan ke Dompet Dhuafa mengalami perkembangan meski masih lebih besar dana zakat.
“Dana zakat tahun 2013 sebesar Rp 119 miliar, sementara dana sedekah Rp 26,9 miliar. Itu belum termasuk dana sedekah untuk bencana,” kata Juwaini.
Program penyaluran dana sedekah pun lebih khusus dibanding zakat. Meski kerap bersinggungan dengan program penyaluran dana zakat, seperti pendidikan, pemberdayaan ekonomi dan kesehatan, namun kerap ada permintaan khusus dari penginfak.
“Biasanya ada permintaan khusus, seperti program instalasi air.” Selain itu, kata Juwaini, DD juga menggalakkan sedekah pohon. Program yang baru ada di DD ini sebagai bentuk sumbangsih terhadap lingkungan.
Direktur Al-Azhar Peduli Umat (APU) Harry Rachmad memandang gerakan sedekah nasional sebagai momen untuk menggugah orang bersedekah. Meskipun sedekah bisa dilakukan kapan pun namun gerakan ini bisa jadi wahana untuk mengingatkan orang.
Harry memandang sekarang sedekah sudah menjadi kebutuhan masyarakat. Banyak yang merasakan manfaatnya, seperti nikmat sehat dan dihindarkan dari hal yang memberatkan setelah bersedekah.
APU sendiri membedakan penyaluran dana sedekah dan zakat. “Zakat sudah jelas ke delapan golongan. Sedekah bisa ke banyak program,” ujarnya.
Salah satu program APU untuk penyaluran sedekah, yaitu “Heart for Yatim”. Heart sendiri kepanjangan dari Healt, Education, Appreciate, Religion, dan Talent Support.
APU bemaksud tak hanya memperhatikan aspek pendidikan, tapi juga kesehatan, penghargaan ketika mereka berprestasi, pendidikan agama, dan mendukung pengembangan bakat anak yatim. “Jadi, perlakuannya seperti halnya anak kita sendiri.”
Direktur Eksekutif PPPA Daarul Qur’an Tarmizi Ashidiq mengamini jika kesadaran umat untuk bersedekah terus meningkat. Sedekah terbukti menjadi salah satu kekuatan ekonomi umat di samping zakat.
Di lembaganya yang fokus pada pembibitan penghafal Alquran, perkembangan dana sedekah tergolong signifikan. “Tahun 2011 penghimpunan dana sedekah Rp 79 miliar, 2012 sebesar Rp 116 miliar, dan tahun lalu Rp 104 miliar,” katanya memaparkan.
Tarmidzi mengungkapkan, ada dua motivasi umat semakin gencar untuk bersedekah. Pertama, karena motivasi pribadi dan kebutuhan. Kedua, karena melihat program nyata dari lembaga yang mengelola sedekah.
Di PPPA Daarul Qur’an selain berdirinya 4.000 rumah tahfiz dan sedekah sawah untuk kebutuhan santri, juga sudah dimulai sedekah asuransi untuk guru mengaji. “Sudah ada seribu guru ngaji yang merasakan manfaatnya,” ujarnya.
Selain itu, baru-baru ini pihaknya mengeluarkan program sedekah nikah. Banyak orang yang tidak memiliki biaya pernikahan lantas akhirnya lari ke nikah di bawah tangan. “Alhamdulillah, kita juga baru melegalkan pernikahan 200 orang dari program ini,” ujar Tarmizi.