Sabtu 26 Apr 2014 15:07 WIB

Gema Sedekah Nasional

Dana sedekah   (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Dana sedekah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Hafidz Muftisany

27 April mulai dikenal sebagai hari sedekah nasional. Adalah Jody Brotosuseno, pemilik Waroeng Grup yang memulainya. Lima tahun silam, Waroeng Grup senantiasa mengadakan kegiatan amal setiap bulannya.

Saat April, belum tebersit agenda amal yang akan dihelat. "Ya sudah kita mulai dengan menyedekahkan seluruh keuntungan pada hari itu," ujarnya kepada Republika, Selasa (22/4).

Tahun ketiga, gerakan sedekah tersebut semakin luas setelah Jody bertemu dengan pimpinan PPPA Daarul Qur'an Ustaz Yusuf Mansur.

Sejak itulah, gerakan sedekah nasional diluncurkan. Jody pun tak segan menyedekahkan seluruh omzetnya pada hari itu.

Jody berharap gerakan sedekah nasional ini bisa menginspirasi semua lapisan masyarakat untuk bederma. Sambutan masyarakat pun sangat luar biasa. Mulai dari karyawan, para pengusaha, dan pelanggan Waroeng Grup pun antusias dengan gerakan ini.

"Setiap 27 April, omzet kita justru naik dua kali lipat. Banyak pelanggan yang tidak mau menerima kembalian. Semua buat sedekah," ujarnya.

Lewat gerakan ini, Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Qur'an Ustaz Yusuf Mansur ingin mengajak umat Islam memperbaiki stigma sedekah.

Selama ini banyak umat Islam yang menganggap amalan sedekah sebagai amalan kacangan. "Jujur harus diakui jika bicara sedekah yang terbayang hanyalah uang seribu dua ribu," tutur Ustaz Yusuf.

Ia ingin menjadikan sedekah sebagai budaya hidup. Selain sebagai amalan yang sangat dicintai Allah SWT, sedekah juga solusi terhadap permasalahan hidup. Gerakan sedekah nasional ini, ungkap Ustaz Yusuf, adalah gerakan yang murni berasal dari masyarakat.

Gerakan ini juga menjadi semangat untuk mengentaskan kemiskinan di masyarakat. "Harus diakui potensi sedekah umat Islam di Indonesia sangat tinggi," ungkap Tokoh Perubahan Republika 2007 itu.

Kini, gerakan sedekah yang menjadi salah satu tema sentral dakwahnya telah mewabah. Muncul berbagai gerakan sedekah yang dilakukan individu dan komunitas.

Kini, sedekah tidak lagi identik dengan memberi recehan kepada pengemis yang menyaru jadi pengumpul sumbangan di jalanan.

 

Ustaz Yusuf mengungkapkan gerakan sedekah juga menjadi gerakan kesalehan ritual karena dibarengi dengan pembudayaan ibadah wajib maupun sunah.

Direktur Eksekutif Daarul Qur’an Tarmizi Ashidiq mengatakan, gerakan sedekah nasional mendapatkan sambutan positif dari masyarakat. Mulai dari tukang gorengan hingga pengusaha besar ikut dalam kegiatan ini.

“Alhamdulillah, setiap tahunnya para pengusaha yang terlibat dalam kegiatan Harsena ini semakin bertambah. Semoga ke depannya gerakan ini bisa membawa perubahan positif di masyarakat,” ujar Tarmizi.

Dalam acara gerakan sedekah nasional 27 April besok, Ustaz Yusuf Mansur dan beberapa pengusaha akan melakukan gowes sedekah nasional di Masjid Istiqlal.

Gerakan ini pun didukung grup musik Slank yang akan melakukan gowes dari lapangan Monas menuju arah Bundaran Hotel Indonesia untuk kembali ke titik akhir di depan Masjid Istiqlal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement