REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Heri Purwata
WATES -- Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Kulonprogo membina remaja untuk pemberdayaan masjid. Peserta ada 50 remaja masjid yang berasal dari Desa Pengasih, Desa Temon Wetan dan Kelurahan Wates.
Mereka dipilih karena dua desa dan satu kelurahan tersebut tahun 2013 lalu dicanangkan sebagai Desa Binaan Keluarga Sakinah (DBKS) oleh Bupati Kulonprogo. Pembinaan ini diharapkan dapat menunjang suksesnya program DBKS.
Ustaz Wuntat Wawan Sembada yang menjadi pembina remaja masjid menyatakan masjid di zaman Rasullah SAW sebagai pusat pendidikan, pengajaran dan pengembangan ilmu Islam.
Masjid juga menjadi pusat peribadatan, pusat informasi, tempat menerima tamu negara, pusat pengumpulan dan distribusi zakat infaq sedekah serta lainnya. Pada era peradaban modern saat ini, masjid harus difungsikan kembali seperti zaman Rasulullah SAW.
Saat ini, jelas Wuntat, masjid harus bisa menjadi inspirasi pengembangan ilmu modern, pusat peribadatan dan tempat mengatur kegiatan masyarakat Islam.
"Dalam melakukan itu, tentu tidak lepas dari berbagai tantangan besar, yakni kejahiliyahan modern. Bila dulu orang jahiliyah suka berperang, saat ini banyak remaja yang suka tawuran, mabuk, membuka aurat, suka membunuh, dan lainnya," kata Wuntat di Wates, Selasa (15/4).
Masyarakat terlebih remaja masjid, sambung Wuntat, harus segera menyadari merekalah yang menjadi pemakmur masjid.
Karena itu, remaja masjid harus memiliki adat sopan santun di masjid, rajin melakukan salat jamaah di masjid, dan berpakaian yang Islami.
Selain itu, kata dia, harus menjaga pergaulan lawan jenis, mengembangkan kepribadian yang menarik, rajin menuntut ilmu serta berusaha terlibat dalam kepengurusan remaja masjid.