REPUBLIKA.CO.ID, NOTTINGHAM -- Ucapan rasa syukur tak berhenti terucap di kalangan komunitas Muslim Nottongham. Tepat tiga tahun, mereka akhirnya memiliki masjid pertama dan terbesar.
Banyak tantangan menghadang, pertama bagaimana meyakinkan warga lokal bahwa keberadaan masjid tidak akan mengganggu warga sekitar, sebaliknya memastikan masjid ini milik masyarakat. Kedua, soal dana.
Total dana yang dibutuhkan membangun masjid berikut fasilitasnya tidak sedikit. Ketika dikalkulasi, umat Islam butuh 1.2 juta Euro. Bukan angka yang kecil bagi komunitas yang tengah tumbuh.
Namun, Sang Pencipta tidak berdiam diri. Kesulitan yang dihadapi menjadi mudah, niatan berdakwah pun terlaksana. "Hari ini rasa syukur kita panjatkan, masjid yang telah kita perjuangkan berdiri megah," ucap Zamir Syed, salah seroang panitia pembangunan masjid seperti dilansir Nottingham Post, Selasa (15/4).
Masjid Jamia Sultania, demikian nama masjid tersebut, butuh tiga tahun untuk berdiri seperti sekarang. Terletak di Sneinton, masjid ini menjadi pusat kegiatan Muslim Nottingham. Lebih dari 800 jamaah hadir setiap harinya, jumlahnya membengkak ketika shalat Jumat tiba.
"Alhamdulillah, kita bisa shalat berjamaah disini," ungkap sesepuh Muslim Nottingham, Aurangzeb Khan, 79 tahun,
Yang mencolok dari masjid ini adalah keberadaan menara setinggi 14 meter. Bangunan ini merupakan penyempurna bangunan yang sudah ada. Melalui menara ini, panggilan Adzan berkumandang.
Selain difungsikan sebagai sarana ibadah, Masjid Jamia Sultania juga diperuntukan untuk kegiatan pendidikan. "Sangat penting bagi generasi muda untuk datang kemari dan belajar. Pintu juga terbuka bagi warga non-Muslim yang ingin berdialog tentang Islam dan Muslim," ucap Tariq Mahmood, seorang jamaah.