Senin 14 Apr 2014 10:54 WIB

Rumah Tahfiz Tumbuh Pesat

Rep: c57/ Red: Damanhuri Zuhri
Kegiatan di rumah tahfidz.
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Kegiatan di rumah tahfidz.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG –- Rumah tahfiz yang dikembangkan Program Pembibitan Penghafal Alquran (PPPA) Daarul Quran pimpinan Ustaz Yusuf Mansur berkembang pesat. Saat ini, terdapat 4.000 rumah tahfiz yang tersebar di seluruh Indonesia dan luar negeri.

Direktur PPPA Daarul Quran Tarmizi Ash-Shiddiq mengatakan, rumah tahfiz itu ada yang langsung di bawah pembinaan Daarul Quran ada pula yang mandiri. ‘’Sekarang masyarakat semakin tertarik membangun rumah tahfiz,’’ katanya, Ahad (13/4).

Masyarakat, kata dia, dapat mewujudkan rumah tahfiz dengan cetak biru milik Daarul Quran. Biaya operasionalnya berasal dari hasil patungan dana masyarakat sekitar. Bisa juga dari hasil usaha pendiri tempat pembelajaran Alquran itu.

Bahkan ada pengusaha yang berminat mendirikan rumah tahfiz. Ia menyebutkan, ada Mas Jodie, pemilik Warung Gropup.

Ada pula Rumah Tahfiz Haji Iyus, pengusaha Rumah Makan Cibiuk. Sedangkan rumah tahfiz lainnya ditangani langsung PPPA Daarul Quran.

Menurut Tarmizi, untuk operasional sehari-hari, Daarul Quran melakukannya secara swadaya melalui Program Pemberdayaan Ekonomi Pesantren Produktif. Aktivitas ini melibatkan pelaku usaha kecil dan menengah, pondok pesantren, dan institusi pendidikan.

‘’Kegiatan ini merupakan bisnis murni dengan sistem bagi hasil,’’ jelas Tarmizi.  Daarul Quran juga memberikan suntikan modal ke pelaku usaha. Keuntungan usaha, dibagi antara si pelaku usaha, rumah tahfiz, atau pesantren yang sudah ditunjuk mengembangkan usaha.

Menurut Tarmizi, rumah tahfiz memunculkan para penghafal Alquran yang bukan berasal dari pesantren. Daarul Quran ingin, mereka tak hanya menjadi hafiz atau penghafal Alquran. Mereka pun mesti menguasai ilmu-ilmu umum.

‘’Ustaz Yusuf Mansur memimpikan bermunculan profesional di segala bidang yang juga hafal Alquran,’’ kata Tarmizi.

Saat ini, rumah tahfiz tersebar di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Terdapat pula di Provinsi Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Yogyakarta.

Di Pulau Kalimantan, rumah tahfiz berserak di Banjar, Palangkaraya, Samarinda, Kapuas, dan Sampit. Sedangkan di Sulawesi penyebarannya meliputi Makassar, Gowa, hingga Kendari. Di Sumatra Selatan dan Nusa Tenggara Timur juga mengalami perkembangan signifikan.

Menurut Tarmizi, belum lama ini juga dilakukan pembangunan di Kota Takengon, Aceh Tengah. ‘’Kami juga sudah go international,’’ katanya.

Sebab, Daarul Quran berhasil menembus Somalia, Afrika Selatan, Palestina, Malaysia, Singapura, dan Hong Kong.

Bahkan dalam dua tahun terakhir, perkembangan rumah tahfiz di Sumatra Selatan melesat. Ketua Forum Rumah Tahfiz Sumatra Selatan Masagus Fauzan Yayan yang dikutip Antara mengatakan, pada 2013, rumah tahfiz baru 66 unit tapi per April 2014, menembus 99 unit.

Di provinsi ini, rumah tahfiz dikembangkan dalam beragam bentuk. Ada yang berbasis masjid, bagian dari program sekolah, dibina oleh perusahaan, dan ada juga yang didirikan oleh keluarga yang mewakafkan rumahnya untuk rumah tahfiz.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement