Jumat 11 Apr 2014 07:30 WIB

Cerdas Memilah Acara Dakwah (3-habis)

Ceramah adalah salah satu metode dakwah.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Ceramah adalah salah satu metode dakwah.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ani Nursalikah

Perlu pembinaan dari MUI mengenai materi dakwah di televisi.

Ustaz Yusuf Mansyur menyarankan sebaiknya dai televisi berdakwah sesuai kemampuan. Mereka tak menyampaikan materi yang kurang dikuasainya.

 

Dengan demikian, tak menyesatkan umat. “Dai diharap tahu penguasaannya tentang materi apa, jadi bisa selamat,” katanya.

Hal yang menjadi masalah, saat seseorang sudah disebut dai lalu merasa bisa semuanya. Untuk meningkatkan pengetahuan, dai harus mau terus belajar dan mengaji. Mengenai tema dakwah, sejauh ini Yusuf mengaku menentukannya sendiri.

Tak ada campur tangan dari pihak televisi. Itu terjadi setelah ia membangun daya tawar dalam waktu cukup panjang.

Para dai  baru belum tentu bisa menentukan tema sendiri. “Sejauh ini, tidak ada yang bertentangan dan akhirnya kompromi dengan televisi.’’

Ia jalan terus dengan tema yang diinginkannya. Tapi memang harus ada komunikasi dengan pengelola televisi.

Ustaz Yusuf Mansur pun mendorong televisi menciptakan rating yang sehat. “Rating tidak usah tinggi kan tidak apa-apa, yang penting stabil dan iklan masuk,” ujarnya.

Imam Besar Masjid Istiqlal Ali Mustafa Yaqub mengatakan, dai televisi yang berkualitas tidak akan muncul selama televisi mengandalkan rating.

Lima tahun lalu, kata Ali Mustafa, Wakil Ketua Lembaga Sensor Film Rai Sita Supit pernah mengatakan rating hanya rekayasa.

“Tayangan bagus, rating-nya pasti jelek. Sementara tayangan yang isinya buruk justru mendapat rating tinggi,” kata Ali.

Rating memang sengaja dibuat untuk merusak bangsa. Karena itu, ia menyesalkan dai-dai berkualitas rendah justru menuai rating tinggi di televisi.

Dengan demikian, selama masih mengandalkan rating, tayangan buruk akan tetap mendominasi. Terkait upaya MUI bertemu para dai televisi, Ali menegaskan, bukan sertifikasi dai yang utama saat ini.

Hal terpenting adalah regulasi pemerintah yang mengatur dunia televisi. Inti masalahnya kembali kepada rating. Meski seorang dai mempunyai sertifikat, produser tak akan melihat itu.

Menurut Ali Mustafa, pengusaha televisi Indonesia  telanjur tergantung pada sistem rating buatan perusahaan asing.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement