Rabu 09 Apr 2014 08:24 WIB

Santri Hayatan Thayyibah Raih Emas INEPO

salman ghifary (berkacamata) siswa sma pesantren terpadu hayatan thayyibah berhasil meraih medali emas di inepo
Foto: dok.hayatan thayyibah
salman ghifary (berkacamata) siswa sma pesantren terpadu hayatan thayyibah berhasil meraih medali emas di inepo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabar gembira datang dari Kota Baku, Azerbaijan. Siswa SMA Pesantren Terpadu Hayatan Thayyibah Sukabumi, Jawa Barat, Salman Ghifary, berhasil meraih medali emas dalam International Environement Project Olympiad (INEPO) Eurosia.

Kegiatan tingkat internasional tersebut diselenggarakan di Baku, Azerbaijan, 1-7 April 2014. Sebanyak 48 negara mengikuti kegiatan tersebut dan Indonesia diwakili Salman Ghifary, santri Pesantren Terpadu Hayatan Thayyibah.

''Alhamdulillah, man jadda wajada (siapa bersungguh-sungguh, pasti dapat). Ini hasil yang sangat luar biasa,'' ungkap Salman (8/4) penuh syukur. Dengan kesungguhan penelitian, kata santri asal Sukabumi Jawa Barat itu, membuahkan hasil yang memuaskan.

Kepala SMA Pesantren Terpadu Hayatan Thayyibah Ahmad Zaki bangga dengan pencapaian Salman. Menurut dia, ini prestasi tertinggi sepanjang sejarah pesantren. Semua tercapai karena usaha Salman yang tak kenal lelah.

Pada ajang INEPO, Salman mengenalkan pemanfaatn campuran natrium bikarbonat dan asam asetat sebagai alat pemadam kebakaran sederhana. Menurut dia, ini memang terlihat sederhana, tetapi efisien dan mudah dibuat oleh masyarakat.

Menurut Salman, seluruh peserta diwajibkan membuka stan pameran yang menampilkan hasil penelitian. Pameran tersebut terbuka untuk umum selama dua hari. Kemudian peserta menjelaskan hasil penelitiannya dalam bahasa Inggris.

Pada akhir perlombaan, tepatnya 6 April 2014, seluruh peserta mengikutia cara penutupan dan mendengarkan hasil lomba. Salman Ghifary yang menjadi satu-satunya perwakilan dari Indonesia, berhasil menyabet medali emas.

keikutsertaan siswa kelas XI IPA ini bermula saat dia dipercaya bersaing dalam Indonesian Sciense Project Olympiad (ISPO) tingkat nasional di Jakarta 17-20 Februari lalu. Semula dia tak menduga bisa meraih medali dalam kegiatan itu.

Saat pengumuman pemenang, Salman dipanggil ke panggung untuk menerima medali perunggu. Panitia mengumumkan Salman berhak mengikuti INEPO di Kota Baku, Azerbaijan yang berlangsung 1-7 April 2014.

Sekembalinya dari Jakarta, Salman mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang untuk menghadapi olimpiade di Baku. Mulai dari melengkapi makalah ilmiah, teknik presentaasi, hingga persiapan kemampuan berbahasa Inggris.

Seluruh tenaga pendidik di Pesantren Terpadu Hayatan Thayyibah dikerahkan kepala sekolah untuk membimbing Salman Ghifary. Pesantren meyakini pada olimpiade di Baku, tentu lawan santri mereka yang berasal dari berbagai negara akan lebih berat.

Bersama guru pembimbing, Indra Samsuddin SPd, Salman terbang menuju Baku pada awal April. Tak hanya mengikuti persaingan dalam bidang ilmiah, para peserta, termasuk Salman, juga sempat berkeliling Kota Baku.

Pesantren Terpadu Hayatan Thayyibah berharap prestasi Salman menjadi pemicu santri lainnya. Termasuk ditiru oleh santri di seluruh Indonesia, baik dalam bidang yang sama, mau pun bidang lainnya. Sebab, ini akan mengangkat nama baik santri dan pesantren.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement