Senin 07 Apr 2014 19:11 WIB

Ottoman, Kerajaan Islam Multinasional (1)

Ilustrasi suasana di Kerajaan Ottoman.
Foto: Arts.wallpapers.com
Ilustrasi suasana di Kerajaan Ottoman.

Oleh: Ani Nursalikah

Populasi Kerajaan Ottoman sangat heterogen dalam agama, bahasa, dan struktur sosial.

Pada 1650 M Kerajaan Ottoman (Turki Utsmani) menduduki daratan di Eropa, Asia, dan Afrika. Di Eropa wilayah teritorial Ottoman meliputi Semenanjung Balkan di bagian selatan Sungai Danube dan Sava dan daratan tengah Hungaria hingga ke utara.

Kerajaan-kerajaan Transylvania, Wallachia, Moldavia, dan Crimea yang terletak antara Hungaria dan Laut Hitam membayar upetinya kepada Sultan Ottoman.

Di Asia, Kerajaan Ottoman berkembang ke arah timur dari Bosphorus hingga pegunungan yang berbatasan dengan Iran. Dan, di bagian selatan hingga bagian hulu dari Teluk hingga ke Yaman di barat daya Semenanjung Arab.

Di Afrika, tanah kerajaan terdiri atas bagian barat litoral Laut Merah, provinsi kaya Mesir, dan semiotonomi pos terluar Tripoli, Tunisia, dan Aljazair. Di Mediterania Siprus dan sebagian besar pulau-pulau dari kepulauan Aegean dimiliki Ottoman.

Pada 1669 M, Kriti masuk menjadi bagian Ottoman. Pada abad ke-17 orang-orang Eropa biasa menyebut kerajaan ini sebagai “Kerajaan Turki” dan menyebut orang-orangnya sebagai orang Turki, terutama bagi orang Muslimnya. Penyebutan ini hanya benar sebagian.

Populasi heterogen

Populasi Kerajaan Ottoman sebenarnya sangat heterogen dalam agama, bahasa, dan struktur sosial. Karena keyakinan sultan dan penguasa elite, Islam menjadi agama yang dominan.

Namun, gereja Yunani dan Orthodok Armenia tetap memegang peran penting dalam struktur politik kerajaan dan mengatur populasi Kristen yang besar. Bahkan, melebihi jumlah Muslim di banyak daerah.

Selain itu, ada Yahudi Ottoman dengan populasi yang substansial. Colin Imber dalam The Ottoman Empire, 1300-1650 mengatakan, setelah bangsa Yahudi diusir dari Spanyol pada 1492 M, mereka bermukim di Thessaloniki dan membuat kota ini sebagai populasi Yahudi terbesar di dunia.

“Di luar kelompok-kelompok utama ini, terdapat sejumlah besar komunitas Kristen dan non-Kristen, seperti Maronit dan Druz, dari Lebanon,” tulisnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement