Sabtu 05 Apr 2014 10:21 WIB

Menunggu Shalat Pertama di Sultania

Populasi muslim Inggris terus mengalami peningkatan yang pesat. Diperkirakan pada 2030 mendatang, populasinya bisa mencapai 5,5 juta orang
Populasi muslim Inggris terus mengalami peningkatan yang pesat. Diperkirakan pada 2030 mendatang, populasinya bisa mencapai 5,5 juta orang

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ferry Kisihandi

Tinggal bilangan hari, warga Muslim di Sneinton Dale, menginjakkan kaki di masjid baru mereka, Masjid Jami Sultani.

Diperkirakan, pada Ahad (13/4) masjid tersebut sudah bisa digunakan untuk menunaikan shalat dan kegiatan keagamaan lainnya.

Peresmian tempat ibadah di wilayah Nottingham, Inggris itu akan berlangsung pukul 14.00 waktu setempat. ‘’Saya bangga dan berdebar-debar menunggu masjid resmi digunakan,’’ kata Ketua Masjid Jami Sultania Aurangzeb Khan, seperti dilansir Nottingham Post, Rabu (2/4).

Komunitas Muslim di Sneinton Dale, sudah sejak empat hingga lima tahun terakhir berharap segera menggunakan masjid. ‘’Kami kini senang segera memakai bangunan itu,’’ kata Khan. Ini mengakhiri ibadah di rumah-rumah secara bergiliran selama 30 tahun.

Menurut Taleh Mehdi, seorang warga Muslim, saat shalat Jumat jamaah tak bisa tertampung. Karena itu, mereka yang tak kebagian tempat di dalam harus rela shalat di jalan. Masjid itu dibangun di bekas sebuah pub, Jester.

Kapasitasnya mencapai 500 jamaah dan dilengkapi menara setinggi 14,5 meter. Ada sekitar 1.200 Muslim di Sneinton Dale. 

Dewan Kota Nottingham mengizinkan proses pembangunan pada 2011. Dan sekitar 1,2 juta poundsterling dialokasikan untuk proyek tersebut.

Pengurus masjid berencana mengajukan izin mengumandangkan azan dari menara. Mereka memastikan tak akan menyerukan azan saat Subuh dan Isya. Mereka tak ingin mengganggu kenyamanan warga non-Muslim yang berada di sekitar masjid.

Selama izin belum turun, maka tak akan ada azan yang terdengar dari menara. Menurut Aurangzeb Khan, banyak masjid lainnya yang hanya memperdengarkan azan secara luas pada tiga waktu shalat. Ini tak masalah.

Di sisi lain, Khan mengungkapkan, keberadaan menara di masjid memperoleh respons positif. ‘’Banyak orang berdatangan untuk melihatnya. Mereka mengaguminya.’’

Imam Masjid Sultania Maulana Mohammad Aslam Rabbani menganggap menara merupakan simbol Islam di Nottingham.

Menurut dia, diterimanya keberadaan menara masjid ini menunjukkan tumbuhnya masyarakat multikultur di Nottingham.

Arsitek Tony Molyneux-Smith berjasa dalam merancang Masjid Jami Sultania ini. Termasuk menara yang terbuat dari fibreglass dan di atasnya terdapat bulan sabit berwarna emas. Ia semula mendesain menara berketinggian 100 meter.

Namun akhirnya, ia memutuskan membuatnya setinggi 14,5 meter.’’Ini sudah cukup, sesuai dengan kondisi di Sneinton,’’ kata Smith. Wimolsiri Douglas, warga Buddha di Sneinton mengatakan tak mempermasalahkan masjid bermenara.

‘’Menara dan masjid tak mengganggu saya. Itu sesuai keyakinan mereka. Namun hal yang tak saya  suka adalah parkiran mobil di jalan  saat mereka beribadah,’’ kata Douglas. Karen Rooms dari Church of England juga tak keberatan dengan menara masjid.

‘’Gereja memiliki lonceng untuk mengundang jemaatnya beribadah. Jadi Muslim juga mempunyai hak memanggil jamaah untuk shalat melalui menara masjid,’’ ujar Rooms.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement