Jumat 04 Apr 2014 13:41 WIB

'Orientalis Terus Fitnah Islam'

Rep: Elba Damanhuri/ Red: A.Syalaby Ichsan
Orientalisme (ilustrasi)
Foto: roukoz.com
Orientalisme (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Pemenang penghargaan Internasional Raja Faisal untuk Studi Islam, Muhammad Mustafa Azmi, menilai kaum orientalis Barat tidak pernah lelah untuk menyebarkan informasi salah tentang Islam.

Malah, upaya pembohongan dan fitnah atas ajaran Islam itu kini berlindung di balik penelitian. "Padahal orang-orang (kaum orientalis) ini tidak mempunyai argumen kuat dan bisa dipertanggungjawabkan atas tindakan mereka itu," kata Azmi pada seminar tentang Islam di India, Jumat (4/4).

Belakangan ini, jelas Azmi, suara kaum orientalis ini semakin lantang dibandingkan suara-suara kelompok lain. Dunia pun mendengarkan dan menyimak suara-suara orientalis Barat ini. Mereka menyebarkan nilai-nilai Islam yang keliru dan berujung fitnah.

Yang menyesakkan, menurut ahli hadis ini, tidak sedikit pemikir dan ilmuwan Islam yang terpengaruh dengan pikiran-pikiran kaum orientalis ini. Kemudian, para pemikir Muslim ini pun membela kaum orientalis dan ikut menyebarkan cara pandang orang-orang ini.

Azmi mendesak ilmuwan Islam untuk terus menyebarkan informasi dan ajaran yang benar tentang Islam. Ia meminta para ilmuwan yang terpengaruh dengan pemikiran kaum orientalis Barat untuk kembali ke akar ajaran dan nilai-nilai Islam.

Azmi adalah profesor pada Universitas Umm Al-Qura, Saudi, pengajar di Universitas Michigan, AS, dan pengajar di St Cross College, Oxford, Inggris. Ia yang memulai komputerisasi hadis dalam Bahasa Arab. Ia juga kini menjadi profesor emeritus di Universitas Raja Saud, Saudi.

Sebagai ilmuwan Islam, Azmi terkenal atas kritiknya terhadap pemikiran sejumlah kaum orientalis seperti Ignac Goldziher, David Margoliouth, dan Joseph Schacht.

"Jika kita mengikuti secara konsisten Alquran dan Alhadis dalam pendidikan kita, informasi dan ajaran salah atas Islam yang disebarkan kaum orientalis itu tidak akan mempengaruhi kita," kata Azmi.

sumber : Arabnews/Aljazirah/BBC
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement