REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Muhammadiyah menentukan prioritas untuk memperkuat pengembangan ekonomi.
Bendahara Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Anwar Abbas mengatakan, di bidang ini masih lemah dibandingkan dua bidang lainnya yaitu kesehatan dan pendidikan.
Persyarikatan membentuk lembaga perekonomian dan kewirausahaan. ‘’Tugas lembaga ini membantu PP Muhammadiyah mengembangkan ekonomi,’’ katanya, Rabu (2/4). Terutama dalam menumbuhkembangkan wirausaha.
Menurut dia, saat ini umat Islam belum menguasai perekonomian nasional. Non-Muslim justru yang dominan. Bagi dia, ini merupakan sebuah kelemahan umat Islam di Indonesia termasuk Muhammadiyah.’’Jadi memang harus segera dibenahi.’’
Sebelumnya, Ketua PP Muhammadiyah Yunahar Ilyas mengatakan jaringan usaha yang bersifat ekonomi semakin diperluas. Dorongan ini bukan di pusat, tetapi pada pengurus wilayah yang berada di sekitar 34 provinsi. Termasuk, perguruan tinggi milik Muhammadiyah.
Pengurus wilayah biasanya mengembangkan baitul mal wa tamwil (BMT) atau bank perkreditan rakyat syariah. Keuntungan hasil usaha ini menjadi tambahan bagi pembiayaan kegiatan pengurus. Universitas milik Muhammadiyah pun didorong memiliki unit usaha.
Jadi, mereka tak tergantung pada biaya pendidikan dari mahasiswa agar tak kewalahan memenuhi biaya operasional. Sebab, jumlah mahasiswa bisa saja mengalami pasang surut. Yunahar mengatakan, di sinilah pentingnya unit usaha milik perguruan tinggi Muhammadiyah.
Yunahar menunjuk sukses yang diraih Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Lini usaha yang dikembangkan UMM, di antaranya, hotel yang berada tak jauh dari kampus. Mereka juga mengembangkan usaha stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) juga mengembangkan unit usaha. Salah satunya, pendirian hotel bintang tiga. Terkait pengembangan pendidikan dan kesehatan, Anwar Abbas berharap akan berkontribusi besar bagi negara.
Anwar juga mengatakan, mesti ada pemerintah yang mendukung pendidikan. Dengan demikian, Indonesia mampu menciptakan masyarakat yang cerdas dan berakhlak mulia. Muhammadiyah juga mencita-citakan masyarakat yang bebas penyakit.
Termasuk memberantas penyalahgunaan obat-obatan Terkait terlarang. Tujuan itu akan tercapai kalau didukung undang-undang.
Artinya, muncul aturan yang menjamin masyarakat mendapatkan layanan pendidikan dan kesehatan berkualitas.