REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Jumlah Muslim Inggris yang bergabung dengan militer naik drastis. Kenaikan itu mencapai 40 persen.
"Alasan kenaikan itu karena toleransi dan kesanggupan Muslim untuk berbakti di militer," ungkap Imam Asim Hafiz, penasihat Departemen Pertahan Islam (MoD), seperti dilansir The Independent, Rabu (2/4).
Hafiz , yang ditunjuk sebagai ulama khusus militer pada tahun 2005, mengungkap banyak Muslim yang bergabung dengan militer merupakan pribadi yang taat, mereka juga cinta kepada negara dan komunitas Muslim.
"Saya kira militer beruntung menampung Muslim," kata dia.
Terlepas dari peningkatan yang sangat besar, jumlah Muslim yang bergabung dengan militer masih relatif kecil. Data terakhir memperkirakan ada sekitar 650 Muslim. "Soal jumlah tidak masalah, yang terpenting ada jaminan dapat melaksanakan shalat lima waktu, jadi saya optimis," kata dia.
Namun, lanjut dia, permasalahan terbesar dari posisi Muslim dalam militer adalah ketika mereka bertugas di negara-negara Islam. kebanyakan Muslim Inggris, termasuk yang bergabung dengan militer menilai apa yang dilakukan Barat terhadap negara-negara Islam merupakan hal yang keliru.
Kapten Naveed Muhammad mengatakan Islam mengajarkan kepada setiap Muslim untuk membela negara. Ini sangat jelas, sehingga setiap Muslim harus memberikan kontribusinya. "Nenek moyang kami sudah lebih dulu mengabdi di militer Inggris. Tidak ada masalah dengan itu," kata dia yang sudah bertugas selama 27 tahun.
Kopral Saleem Muhammad , 25 tahun, yang bergabung dengan Royal Air Force ( RAF ) di Afghanistan , mengaku keluarganya secara tradisi sangat dekat dengan militer Inggris. "Keluarga saya identik dengan militer. Sehingga keluarga sangat mendukung, demikian pula dengan sanak saudara dan kerabat," ucapnya.