Rabu 02 Apr 2014 19:38 WIB

Fatimiyah, Penguasa Mesir Terlama (2)

Masjid al-Hakim, Kairo, Mesir, peninggalan Dinasti Fatimiyah.
Foto: Gattours.com
Masjid al-Hakim, Kairo, Mesir, peninggalan Dinasti Fatimiyah.

Oleh: Ani Nursalikah

Karya seni unggul

Fatimiyah juga dikenal dengan karya seninya yang menakjubkan. Mereka  menciptakan keramik berkualitas tinggi yang berkilau.

Dalam sejarah budaya Mesir, Fatimiyah bersama dinasti sebelumnya, yaitu Iksidiyah dan Thulun, bisa dikatakan sebagai era Arab-Persia yang berbeda dengan era Persia-Turki pada periode Dinasti Ayyubiyah dan Mamluk.

Pada  periode Fatimiyah, kebudayaan yang mendominasi adalah Persia. Elemen paling penting dalam populasi Mesir sepanjang abad pertengahan dan modern adalah orang-orang Koptik yang telah terarabkan.

Dari sisi politik, periode Fatimiyah menandai munculnya zaman baru, untuk pertama kalinya sejak periode Firaun menjadi penguasa penuh dengan kekuatan besar dan didasarkan atas prinsip keagamaan.

Kebangkitan dan kemajuan mereka dicapai berkat kemampuan militer para pemimpin pasukan serta posisi kekhalifahan Abbasiyah yang mulai melemah.

Masa keemasan Fatimiyah dimulai pada periode Al-Mu’iz dan memuncak pada masa Al-Aziz, periode kekuasaan Al-Muntashir. Seorang Persia yang mengunjungi negara ini pada 1046-1049 M adalah Nashir Khusraw.

Dia mengatakan pada masa kejayaannya, istana mempekerjakan 30 ribu orang. Dari jumlah itu, 12 ribu di antaranya adalah pelayan dan 1.000 orang merupakan pengurus kuda.

Universitas Al-Azhar

Di Kairo Dinasti Fatimiyah mendirikan perpustakaan besar dan perguruan tinggi. Yang paling terkenal adalah Darul Hikmah dan Al-Azhar. Ketika Nasir Khusraw mengunjungi Al-Azhar pada 1047 M, dia menemukan 317 profesor. Ada 9.758 siswa yang mempelajari ilmu logika, matematika, hukum, fisika, astronomi, dan teologi.

Al-Azhar memiliki koleksi 200 ribu manuskrip, di antaranya 2.400 Alquran, naskah tulisan tangan Ibnu Muglah dan ahli kaligrafi lainnya, serta salinan sejarah yang ditulis sejarawan termasyhur, Al-Tabari.

Semua kalangan dapat mengakses informasi dengan gratis di perpustakaan. Khalifah Al-Hakim menghabiskan dana yang besar untuk buku, beasiswa, dan pemeliharaan perguruan tinggi.

Al-Azhar adalah universitas pertama di Timur dan mungkin yang tertua sepanjang sejarah. Sampai saat ini, Al-Azhar masih bertahan sebagai salah satu lembaga pendidikan besar dunia Islam yang terus berkembang

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement