REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ferry Kisihandi
Toko buku dan layar televisi Pakistan kini sarat pahlawan super. Mereka berbentuk komik. Pahlawan-pahlawan ini lahir dari budaya lokal dan membidik isu lokal. Salah satunya meredam kekerasan yang terkadang dilakukan kelompok tertentu.
Udham Publications misalnya, menargetkan dalam kurun dua bulan ini meluncurkan komiknya secara online. Judul komik yang mereka terbitkan, Shamseer. Mereka menyajikan produk dengan mengusung nilai-nilai negara Islam Pakistan dan dalam format pop.
‘’Manusia terbiasa belajar dari cerita atau kisah,’’ kata Zakaullah Khan, salah satu pembuat Shamseer kepada laman berita Alarabiya, akhir pekan lalu. Melalui cerita, ujar dia, seseorang dapat berbagi pengalaman dan belajar satu sama lain.
Karena itu, ia meyakini sangat penting untuk membuat cerita dalam bentuk komik yang merujuk pada kondisi Pakistan sendiri. Sebaiknya, tak melulu mengimpor komik-komik Amerika. Lebih baik warga membaca cerita mengenai para pendiri Pakistan.
Selain itu, jelas Khan, masyarakat disuguhi legenda atau cerita rakyat Pakistan. Melalui keyakinannya itu, Khan kemudian membuat sebuah cerita berbentuk komik. ‘’Saya ingin membuat cerita yang mengangkat nilai-nilai yang kita anut,’’ katanya.
Dalam komiknya, Khan menyajikan tentang hal-hal yang terjadi di negara-negara berkembang. Di antaranya kekerasan di jalanan dan isu keamanan. Komik yang ia buat berusaha mengajak masyarakat untuk menghapuskan kekerasan.
Komik lainnya adalah Burka Avenger. Memuat kisah seorang guru perempuan. Pada siang hari ia adalah pengajar. Di malam hari ia seorang pahlawan yang memerangi kejahatan. Ia menggunakan takht kabaddi atau pena dan buku sebagai senjatanya.
Ia merancang rencana untuk mencegah penutupan sekolah-sekolah perempuan. ‘’Melalui karakter Burka Avenger di televise, kami menyajikan model positif bagi anak-anak Pakistan,’’ ujar pembuat Komik Burka Avenger, Aaron Haroon Rashid.
Motto Burka Avenger, ujar Rashid, adalah keadilan, perdamain, dan pendidikan untuk semua. Ia memilih pahlawannya mengenakan burka karena secara lokal, banyak Muslimah di Pakistan mengenakan pakaian tersebut.
Alasan lain, ia tak ingin pahlawan supernya identik dengan pahlawan perempuan super di Barat. Biasanya mereka menggunakan kostum yang menonjolkan lekuk tubuh mereka, seperti Cat Woman atau Wonder Women.
‘’Komik ini, memang bukan tentang bagaimana penampilan pahlawan super atau seksualitasnya melainkan mengenai apa yang dilakukan tokoh tersebut,’’ kata Khan. Kostum Burka Avenger juga membalikkan pandangan mengenai penindasan terhadap perempuan lewat burka.
Justru, Burka Avenger menentang para penindas dan mengalahkan mereka. Perusahaan komik, Kachee Goliyan menyajikan pahlawan lainnya yakni Umru Ayar. ‘’Dia tak mengandalkan kekuatan agresif,’’ jelas Mateen Ansari Kachee Goliyan.
Kekuatan Umru Ayar justru pada kecerdasan dan kejenakaannya dalam menyelesaikan masalah. Ansari mengatakan, dalam situasi politik seperti saat ini kekerasan terjadi di mana-mana. ‘’Kami ingin mengedukasi pembaca untuk menentang kekerasan.’’