Senin 31 Mar 2014 20:42 WIB

Muslimah Inggris Marak Diskusikan Gender (2-habis)

Muslimah Inggris kerap dikaitkan dengan radikalisme dan terorisme.
Foto: AP
Muslimah Inggris kerap dikaitkan dengan radikalisme dan terorisme.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Rosita Budi Suryaningsih

Feminisme telah meningkat selama beberapa tahun terakhir di berbagai negara Islam di seluruh dunia, seperti di Arab Saudi, Pakistan, Iran, dan negara lainnya.

Inggris justru menjadi negara yang dinilai agak ketinggalan tentang keterbukaan Muslimahnya mengenai ide tentang feminisme ini.

Namun, ide tentang kesetaraan gender ini sering kali dihadapkan pada pertentangan, masyarakat yang konvensional takut ide ini akan menyebabkan para perempuan menjauh dari ajaran agama Islam.

Berbagai buku yang membuka mata tentang pemahaman feminisme dan Muslimah juga kini marak di pasaran. Tahun lalu, seorang dosen di University of Derby, Dr Sariya Cheruvallil, menerbitkan buku yang berjudul Moslem Women in Britain: De-mystifying the Muslimah.

Buku ini mengungkapkan banyak kesalahpahaman yang terjadi di masyarakat yang mengaitkan tentang iman dan bagaimana mereka memperlakukan para perempuannya.

Media arus utama banyak menggambarkan Muslimah menjadi pihak yang tertindas, dan Islam dinilai sangat patriarki dan tidak adil pada perempuan. Buku ini diterbitkan untuk menangkal kesalahpahaman yang terjadi tersebut.

Semangat untuk memberikan informasi yang benar pada dunia, mengurai kesalahpahaman, dan mewartakan Islam adalah agama yang ramah pada perempuannya ini yang mengawali mulai suburnya kini gerakan feminisme oleh para Muslimah Inggris.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement