Sabtu 29 Mar 2014 21:13 WIB

Masjid Agung Batam, Sebuah Ikon Kota Industri (3-habis)

Masjid Raya Batam.
Foto: Wikipedia.org
Masjid Raya Batam.

Oleh: Mohammad Akbar

Lantas paduan seni estetika dan nilai fungsi juga diterapkan pada penggunaan lampu gantung hias yang terbuat dari tembaga. Lampu hias ini berjumlah empat unit yang terdiri dari 48 titik lampu pada setiap unitnya.

Di sini mencuat adanya kesan kokoh. “Tetapi, juga keindahan tetap terpancar dari lampu yang bentuknya mengacu pada bentuk esensi masjid tersebut,” jelas Faizal.

 

Menara

Bentuk yang mengacu pada bentuk dasar masjid juga terlihat pada bagian mimbar. Bagian mimbar ini terbuat dari kayu dengan ornamen tembaga. Mimbar ini memiliki tiga buah undakan dengan bentuk kerucut terbalik. Mimbar ini berada di dalam bagian mihrab masjid.

 

Tak seperti masjid-masjid modern masa kini, mihrab pada Masjid Agung Batam ini tidak dihadirkan terlalu njelimet. Dalam artian, mihrab masjid ini hanya ditandai dengan bentuk segitiga yang meruncing sebagai penghias bagian atasnya. Ruang mihrab masjid ini juga tak terlalu luas.

Sementara itu, untuk bentuk menara, Masjid Agung Batam ini memiliki bentuk ruang segi empat. Tinggi menara ini 66 meter. Di sini, desain menaranya tidak melakukan paduan bentuk ruang seperti beberapa menara masjid ala Timur Tengah maupun Eropa.

 

Bentuk segi empat ini dari menara masjid ini mengingatkan juga pada bentuk Jam Gadang di Bukit Tinggi, Sumatra Barat. Kemiripan bentuk itu terlihat pada bagian topi-topi yang berbentuk segitiga menjorok ke luar.

Lalu, di bagian puncak menara juga terdapat semacam balkon yang juga mirip seperti Jam Gadang Bukit Tinggi. n mohammad akbar ed: nina chairani

Berubah Nama

Bangunan yang kini dikenal sebagai Masjid Raya Batam sesungguhnya adalah hasil pergantian nama yang dilakukan pada Juli 2010. Nama awalnya adalah Masjid Raya Batam. Aturan pergantian nama ini ditetapkan Kementerian Agama lalu diperkuat lagi lewat Surat Keputusan (SK) Walikota Batam.

 

Mengutip keterangan Yusfa Hendri, kepala bagian Humas Pemerintah Kota Batam, pergantian nama ini disesuaikan dengan sistem wilayah untuk sebuah masjid.

''Untuk kabupaten dan kota, sebuah masjid diubah namanya dan statusnya menjadi masjid agung. Sedangkan untuk masjid provinsi disebut sebagai masjid raya,'' demikian Hendri menjelaskan sebagaimana tertulis di laman resmi Masjid Raya Batam.

 

Masjid dengan luas bangunan sekitar lima ribu meter persegi ini berada di atas tanah seluas 75.000 meter persegi. Masjid ini tercatat sebagai yang terbesar di Kota Batam. Sebagai ikon kota, masjid ini memainkan pula perannya sebagai pusat bagi aktivitas pembinaan kerohanian yang dilakukan oleh pemerintah setempat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement