Rabu 26 Mar 2014 11:12 WIB

Citra Kerajaan di Bingkai Foto (3)

Sultan Abdul Hamid II.
Foto: Wikipedia.org
Sultan Abdul Hamid II.

Oleh: Ani Nursalikah

Album-album itu terdiri atas 17 album berisi pemandangan Konstantinopel dan ibu kota terdahulu, Edirne dan Bursa.

Tujuh belas lainnya menunjukkan pendirian militer dan angkatan laut, 15 album menunjukkan sekolah dan perguruan tinggi sipil. Dua lainnya berisi pertunjukan kuda.

Foto-foto tersebut memberikan gambaran yang sangat menggugah mengenai Konstantinopel pada masa-masa terakhir kejayaannya.

Mereka mengungkapkan keprihatinan masa lalu, merekam detail arsitektur masjid, dan memperlihatkan pakaian Sultan yang telah tiada yang berada di lemari kaca di Istana Topkapi. Bahkan, gereja-gereja Bizantium dan reruntuhan bangunan Romawi tidak luput dari bidikan kamera fotografer.

Abdulhamid sangat bangga atas reformasi yang dilakukan pada tentaranya, yakni penambahan pasukan dan efisiensi tentara. Tentara Ottoman dengan mudahnya mampu mengalahkan pasukan Yunani pada 1897.

Foto-foto mengenai resimen saat berparade, awak kapal yang sedang latihan, atau pameran kedigdayaan militer tiap Jumat tidak terhitung jumlahnya. Pameran kedigdayaan militer dilakukan saat Sultan berjalan ke masjid untuk menunaikan shalat di luar Yildiz.

Tentara begitu unggul di Kekaisaran Ottoman sehingga pabrik yang ditampilkan hanya pabrik militer. Sultan tidak mendorong pembentukan perusahaan swasta. Ia sangat takut akan listrik. Penggunaan listrik dilarang, kecuali di kedutaan, rumah sakit, Hotel Pera Palace, dan istananya. Namun, ada foto mengenai pabrik listrik angkatan laut yang modern.

Kebanggaannya terhadap militer sama dengan kebanggaannya terhadap reformasi pendidikan. Ada foto-foto sekolah untuk anak perempuan, tunanetra, angkatan laut, angkatan darat, dan anak-anak kepala suku. Selain itu, ada juga foto-foto sekolah terbaik Lycée Impérial de Galata-Seraï yang terletak di Grande Rue de Pera.

Dari Janina di pegunungan Yunani sampai ke Baghdad di Mesopotamia, sekolah-sekolah baru didirikan dan diabadikan dalam potret. Semua sekolah dibangun dalam berbagai gaya Eropa, dari neoklasik ke neo-Gothic. Seperti istananya, tidak terlihat unsur Islam dalam penampilan mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement