REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dompet Dhuafa (DD) memberangkatkan tim kemanusiaan Indonesia Aid ke Republik Afrika Tengah.
Tim akan membawa bantuan Rp 1 miliar untuk menolong korban dan pengungsi akibat kekerasan etnik di sana.
“Krisis di Afrika Tengah adalah tragedi kemanusiaan. Jadi menyangkut siapa saja, ketika sudah masif dan cenderung brutal dan korbannya banyak, Dompet Dhuafa terpanggil turun,” kata Direktur Komunikasi dan Hubungan Eksternal Dompet Dhuafa, Nana Mintarti dalam siaran pers yang diterima Republika.
Dompet Dhuafa sendiri menyatakan sikap mengutuk keras genosida atau pembantaian yang terjadi di Afrika Tengah.
Kedua, menyerukan kepada dunia internasional untuk bersama-sama menggalang sinergi membantu rakyat Afrika Tengah yang terancam krisis pangan.
“Juga mengimbau kepada rakyat Indonesia khususnya untuk peduli terhadap penderitaan rakyat di negara lain,” ujar Nana. Ia menyebut aksi pertama yang akan dilakukan adalah relief.
Meski saat ini aksi yang dilakukan untuk jangka pendek berupa penyaluran bantuan, kemungkinan adanya program jangka menengah seperti pemberdayaan ekonomi bisa dilakukan.
Selama ini Dompet Dhuafa memiliki kekhasan seperti ketika di Palestina membangun Gaza Food Bank, program pangan untuk mendukung daya tahan masyarakat Gaza.
Rencananya, selama 10 hari tim akan menggulirkan bantuan berupa bantuan makanan dan obat-obatan. Selain itu, persoalan sanitasi menjadi perhatian. Saat ini para pengungsi di beberapa wilayah di Kamerun sangat membutuhkan bantuan makanan dan obat-obatan.
Dalam menjalankan misi di Afrika Tengah, Dompet Dhuafa tidak sendiri. Bersama beberapa aliansi strategis jejaring di mancanegara, Dompet Dhuafa lakukan sinergi.
Lembaga-lembaga tersebut yakni seperti dari Turki Humanitarian Relief Foundation (IHH), dari Inggris Islamic Relief, International Committee of the Red Cross (ICRC), dan UNHCR.