Selasa 18 Mar 2014 15:58 WIB

Kembali ke Agama Kunci Mencegah Bunuh Diri (1)

Rep: Mohammad Akbar/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: Sathiyam.tv
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, World Health Organization (WHO), organisasi kesehatan dunia di bawah bendera PBB, memprediksi laju aksi bunuh diri di kalangan remaja akan terus meningkat.

Bahkan, aksi jalan pintas mengakhiri hidup itu telah masuk ke dalam urutan tiga besar untuk penyebab utama kematian pada kelompok umur 15 hingga 44 tahun.

Kabar terakhir yang membuat bulu kuduk berdiri adalah aksi nekat seorang pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) PGRI Pondok Petir, Bojongsari, Depok. Pelakunya masih berusia 16 tahun. Ia memutuskan mengakhiri hidup pada tali yang melilit lehernya karena diduga tak siap menghadapi hasil kelulusan ujian nasional (UN).

''Ini hal yang sangat memprihatinkan mengapa remaja sekarang begitu berpikiran pragmatis dengan nekat mengakhiri hidup dengan bunuh diri,'' kata Fery Subakti, ketua Lembaga Dakwah Kampus Universitas Negeri Yogyakarta (LDK UNY).

Berdasarkan ajaran agama, menurut Fery, bunuh diri merupakan perilaku yang sangat besar dosanya. Bagi orang yang melakukannya, kata dia, akan banyak persoalan yang bakal dihadapi pascakematian dari dunia. ''Hukuman di akhirat akan menunggunya,'' ujarnya.

Ia mengatakan, terjadinya bunuh diri di kalangan pelajar memang disebabkan oleh banyak faktor. Peristiwa di Depok itu, menurut dia, tak sepenuhnya karena faktor ujian negara saja.

Namun, ia sangat meyakini, para pelaku yang melakukan bunuh diri itu umumnya kurang memiliki pemahaman agama. Dalam Islam, kata dia, cukup jelas perintah dalam Alquran agar setiap masalah yang dihadapi manusia seharusnya dilalui dengan penuh kesabaran serta selalu berserah diri kepada Allah SWT. ''Bukan dengan mengakhiri hidup. Itu namanya lari dari masalah, menimbulkan masalah baru,'' katanya.

Lantas, kontribusi yang dapat dilakukan agar peristiwa bunuh diri di kalangan remaja tidak meningkat, Fery mengatakan, sudah seharusnya mahasiswa lebih aktif lagi terjun menyampaikan dakwah.

Ia juga mengatakan bahwa model pengajaran yang ideal adalah melakukan integrasi antara sains dan agama. ''Ini yang harusnya dilakukan untuk dapat mencegah tidak meningkatnya angka bunuh diri di kalangan remaja,'' ujarnya.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement