Kamis 13 Mar 2014 05:43 WIB

Muslim Tatar Khawatir (Bagian-2, habis)

Muslim Ukraina
Foto: www.qurban-bayram.blogspot.com
Muslim Ukraina

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Lida Puspaningtyas

Yanukovych tetap mengaku sebagai presiden sah.

Tak lama setelah presiden pro-Rusia Viktor Yanukovych disingkirkan dari Ukraina dua pekan lalu, sekitar 20 ribu Muslim Tatar  turun ke jalan mendukung pemerintahan baru pro-Barat. Mereka sempat bentrok dengan pendukung Rusia dan sedikitnya 20 orang terluka.

“Kami bahagia Ukraina menjadi bagian Eropa,'' kata Ernst Mustafayev, seorang guru Muslim Tatar  berusia 52 tahun. Ia mengaku bergabung dengan Ukraina adalah pilihan terbaik.

''Dalam demokrasi, minoritas kami memiliki kehidupan yang baik, ini mengapa saya berdiri mendukung Kiev dan ini mengapa saya membela Crimea,'' kata dia.

Perdana Menteri Wilayah Otonom Crimea Sergei Aksyonov menyadari posisi Muslim Tatar bisa menggagalkan referendum yang sudah bulat inginkan Crimea bergabung dengan Rusia.  Dia pun menjanjikan, tidak adanya diskriminasi, serta pemerataan bagi seluruh etnis.

Ia berjanji tidak akan ada diskriminasi etnis maupun agama. ''Setiap orang akan memiliki hak yang sama,'' kata Aksyonov dalam wawancara dengan RIA Novosti, Senin (10/3) waktu setempat.

Aksyanov juga menawarkan posisi bagi wakil mereka di pemerintah daerah baru. Mereka menjanjikan untuk melipatgandakan anggaran guna membantu Muslim Tatar yang pulang dari pengasingan.

Sejak jatuhnya Yanukovych, pasukan militer pro-Rusia menguasi kantor-kantor dan titik strategis di Crimea. Barat mengecam tindakan Rusia karena dianggap telah melakukan aneksasi.

Dalam pidato teranyarnya, Selasa (13/3), Yanukovych menegaskan dia masih tetap pemimpin sah Ukraina. Dia menegaskan akan kembali ke Kiev dan menarik angkatan bersenjata untuk menentang perintah ilegal dari lawan politiknya. 

Dia juga menilai pemilihan presiden pada 25 Mei kemarin adalah ilegal.  Terkait  dengan kondisi di Crimea, Yanukovych juga menyalahkan seterunya tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement