Rabu 12 Mar 2014 14:33 WIB

Pengobatan Ala Rasulullah SAW (Bagian-2)

Pengobatan bekam.  (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pengobatan bekam. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ratna Ajeng Tejomukti

Jangan terjebak jaminan langsung sembuh.

Selain itu, Rasulullah SAW juga mengajarkan konsumsi madu untuk mengobati diare. Selain madu, obat yang digunakan Rasulullah SAW adalah habatussauda.

Habatussauda merupakan lada hitam yang rasanya pahit untuk mengobati segala jenis penyakit yang saat ini telah kembali populer.

Tepung talbinah juga menjadi salah satu obat pada zaman Rasulullah. Tepung yang kembali popular ini berwarna merah keunguan dan sering dibuat bubur.

Siti Aisyah, kata Ustaz Tengku, selalu memasak tepung tersebut, terutama saat ada kematian yang terjadi di rumahnya.

Tepung talbinah dapat mengobati penyakit liver dan membantu dalam mengurangi kesedihan. Saat ini, tepung itu masih dapat ditemukan di Afrika.

Terkait bumbu makanan, Rasulullah SAW menyunahkan menyediakan garam mentah pendamping makanan. Karena, garam yang dicampurkan dalam makanan yang dimasak kandungan yodiumnya akan hilang.

Ustaz Tengku menjelaskan Rasulullah SAW pun melarang umat untuk menahan buang air kecil karena dapat menganggu kinerja ginjal. Untuk itu, aturan terminal buang air kecil sebenarnya telah dibuat.

“Saat kita berwudhu, biasanya kita akan masuk ke kamar mandi. Waktu-waktu berwudhu merupakan waktu yang telah diatur sebagai terminal buang air kecil,” ujarnya.

Selain itu, ada pengobatan yang disunahkan saat telah terkena penyakit. Berbekam merupakan teknik pengobatan dengan menyedot darah beku untuk melancarkan aliran darah.

Teknik bekam ini sebenarnya telah ada sejak zaman Nabi Ayub. Dahulu pengobatan dengan menyedot darah beku, yakni dengan sengatan lebah dan hisapan lintah.

Satu pengobatan yang kurang populer dan menurut Rasulullah umatnya tidak menggunakan, yaitu meletakkan sejenak besi panas pada telapak kaki yang disebut kai.

“Besi panas ini yang disentuhkan pada kaki, dua hingga tiga detik akan terasa dikejutkan untuk memperlancar aliran darah,” katanya menjelaskan.

Pada zaman Rasulullah SAW juga mengenal rukyah, pengobatan Nabi dengan cara membaca al-Fatihah di depan air dan disiramkan kepada orang yang sakit.

Rukyah ini juga dapat dilakukan dengan membaca al-Fatihah serta mencampur tanah dan air liur dan dioleskan pada bagian yang sakit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement