REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ferry Kisihandi
Ingatan Rustem Kadyrov kembali ke masa lalu. Sebuah memori yang meneror dirinya. Ini terjadi setelah warga Bakhchysarai, Crimea, Ukraina, itu melihat tanda X di depan rumahnya. Tergores secara dalam di gerbang baja rumahnya yang berwarna kelabu.
Ia juga melihat empat rumah lainnya bertanda X. Ia dan keempat orang itu adalah Muslim Tatar. Kadyrov sempat melaporkan soal tanda itu ke polisi namun mereka mengabaikannya. “Saya tak kaget, polisi tak akan membantu,” katanya seperti dilansir The New Yorker, Kamis (6/3).
Sudah lama Kadyrov mendengar cerita tentang tanda yang digoreskan di pintu itu. Pada Mei 1944, diktator Soviet, Josef Stalin, memerintahkan polisi membuat tanda X pada pintu-pintu rumah Muslim Tatar.
Dalam beberapa hari, 200 ribu Muslim diusir dari rumahnya dan dikirim ke wilayah Uzbekistan. Nenek Kadyrov, Sedeka Memetova, yang kala itu berusia delapan tahun, ikut terusir. “Kami diberi waktu lima menit untuk berkemas,” kata Memetova.
Tak banyak harta yang mereka bawa. Mereka berdesak-desakan di kereta. Ribuan orang kehilangan nyawa dalam perjalanan itu. Pada 1960-an, Uni Soviet mulai mengizinkan Muslim Tatar yang masih hidup di pengasingan kembali.
Memetova baru pulang ke Crimea pada 1987. Pada sore, Sabtu pekan lalu, Ava (44 tahun), anak perempuan Memetov, warga Crimea lainnya, melalui jendela melihat empat pemuda asing. Mereka bersenjatakan pentungan dan membawa beberapa lembar kertas.
Ia yakin kertas itu berisi daftar rumah Muslim Tatar. Dan, setelah 70 tahun terusir dari Crimea, rumah Memetova juga kembali ditandai.
“Kami baru berpikir akhirnya kami memiliki masa depan namun pengusiran bisa terjadi kembali. Bagaimana orang bisa melakukan hal itu pada abad ke-21 ini?”
Pengusiran seperti pada 1944 berpotensi berulang pada tahun ini, menyusul masuknya tentara Rusia ke Crimea dan menghendaki Crimea memisahkan diri dari Ukraina. Muslim Tatar yang merupakan warga Crimea lebih memilih untuk bergabung dengan Ukraina.
Dan pilihan itu melahirkan konsekuensi. Mereka menanggung risiko untuk kembali diusir. Ini terindikasi dari goresan tanda X di pintu-pintu rumah mereka. Seorang tetangga beretnik Rusia mengaku melihat tanda X tersebut. Namun, ia menyatakan itu hanyalan banyolan.
“Kami selama ini bergaul baik dengan Muslim Tatar. Tapi, akan sangat membantu jika orang-orang Tatar itu berhenti mendukung Kiev, Ukraina,” katanya.
Usein Sarano, Muslim Tatar mengatakan, kini Muslim dilanda kekhawatiran. “Jika ada konflik, sebagai minoritas kami akan yang pertama kali menderita,” kata Sarano. Ia mengkhawatirkan nasib keluarga dan anak-anaknya.
Crimea bisa menjadi Yugoslavia baru yang pernah melahirkan pembantaian terhadap Muslim Bosnia. Enver Sherfiyev, warga Muslim, menuturkan, dalam sejarahnya kekuasaan Moskow hampir selalu memberikan dampak buruk bagi Tatar. Baik pada masa Tsar maupun Pemerintah Soviet.
Saat berkuasa, Kaisar Perempuan Yekaterina II mengirimkan pasukan ke Crimea. Mereka berusaha mengambil alih wilayah itu. “Dari sini bayang-bayang ketakutan kami bermula,” kata Sherfiyev yang mengenakan kopiah rajut warna hitam.