REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Kepala Perwakilan BKKBN DI Yogyakarta Tjondrorini mengatakan, Pesantren Al-Hikmah di Kabupaten Gunungkidul akan disiapkan sebagai ‘Pesantren Sebaya’.
Pesantren Al-Hikmah disiapkan sebagai pendidikan sebaya yang membahas pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, narkoba, HIV dan AIDS. ''Kalau mereka memahami tentang kesehatan reproduksi, narkoba dan HIV dan AIDS tentu akan menghindari risikonya,'' kata Tjondorini, Sabtu (8/3).
Menurut dia, dipilihnya pesantren tersebut karena jumlah santrinya cukup banyak dan ada sekolah SMP dan SMA di sana. Sebelum membentuk ‘pesantren sebaya’ di Ponpes Al-Hukmah, tentu saja pihaknya bersama psikolog dari Fakultas Psikologi UGM melakukan dialog terlebih dulu dengan pengasuh pondok pesantren.
Setelah itu, kata dia, baru ditindaklanjuti dengan Pusat Informasi dan Konseling (PIK) remaja pesantren. Dia mengakui, karena keterbatasan dana dan sumberdaya manusia, BKKBN Yogyakarta belum bisa meng-cover semua pesantren yang ada di Kota Pelajar itu.
Padahal, Rini menambahkan, banyak pesantren di Yogyakarta menginginkan adanya pendidikan kesehatan reproduksi dengan dibentuknya ‘pesantren sebaya’. Karena itu, BKKBN harus bekerja sama dengan pemerintah kabupaten/kota dan SKPD agar di pesantren terbentuk PIK remaja pesantren dan ‘pesantren sebaya’.
''Di era desentralisasi ini, keluarga berencana (KB) merupakan urusan atau kewenangan wajib dari kabupaten/kota. Sedangkan BKKBN provinsi hanya memfasilitasi,'' kata Tjondorini.