Jumat 07 Mar 2014 13:57 WIB

Masjid al-Kautsar, Telaga Rohani di Markas Polisi (2)

Masjid Al Kautsar Polda Metro Jaya, Jakarta.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Masjid Al Kautsar Polda Metro Jaya, Jakarta.

Oleh: Mohammad Akbar

Lalu dari luar terlihat juga dua buah menara yang mengapit masuk masjid. Makna yang terselip di dalamnya adalah bacaan dua kalimat syahadat yang menjadi tanda pengukuhan eksistensi diri sebagai seorang Muslim.

Untuk menara, secara keseluruhan berjumlah enam. Empat menara ada di bagian tempat wudhu dan dua lagi di bagian serambi masjid. ''Jumlah enam menara ini merujuk pada Rukun Iman,'' jelas Suryadinata.

Untuk tinggi menaranya pun ternyata menyimpan pula sebuah makna. Berdasarkan data yang ada, tinggi menara ini 33 meter. Jumlah tersebut memadankan dengan jumlah tasbih sebanyak 33 kali yang biasa dilakukan selepas shalat.

Sedangkan, untuk tinggi empat menara yang ada di sebelah kiri dan kanan masjid masing-masing 17 meter. Ketinggian yang sama juga tersaji pada bagian tiang pagar masjid. Angka 17 ini mengaitkan maknanya pada jumlah rakaat dalam shalat lima waktu.

Lantas, ketika memasuki bagian dalam masjid, maka akan terlihat pilar-pilar utama yang menopang atap masjid. Jumlah tiangnya sebanyak sembilan buah. Posisinya berada di bagian pinggir masjid.

Makna yang dikandungnya adalah Wali Songo, para tokoh penyebar Islam di Indonesia. Tak cukup itu saja kandungan yang tersaji. Untuk jumlah tiang bulat di masjid ini rupanya berjumlah 99 buah. Jumlah itu pun menegaskan pada Asmaul Husna.

Makna-makna angka yang terselip di dalam bangunan ini juga berselaras dengan estetikanya. Kesan nuansa Jawa pun begitu kental terasa. Secara umum, masjid ini dihiasi dengan ukiran khas Jepara lewat motif ukiran flora. Hampir di setiap sudut bisa terlihat ukiran bermotif bunga tadi beradu apik dengan bentuk bintang persegi lima.

Untuk pintu dikemas dalam bentuk melengkung dengan menghadirkan dua daun pintu. Daun pintu yang terbuat dari bahan kayu ini dihiasi dengan ukiran berbentuk geometris. Lalu untuk bagian kusennya hadir lewat bahan tembaga yang juga sudah diukir secara mendetail. Model pintu semacam ini kian menegaskan model bangunan Jawa, layaknya pintu gebyok.

Kerumitan ukiran yang cukup tampak tersaji pada bagian mihrab masjid. Bagian mihrab ini mempunyai dua relung berbentuk cekungan. Cekungan yang berada di bagian paling ujung dihiasi bagian dindingnya dengan kaca patri.

 Lantas pada bagian relung keduanya menjadi tempat imam memimpin sholat. Bersejajar dengan dinding tembok, berdiri sebuah mimbar dari material kayu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement