Jumat 07 Mar 2014 13:32 WIB

Masjid al-Kautsar, Telaga Rohani di Markas Polisi (1)

Masjid Al Kautsar Polda Metro Jaya, Jakarta.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Masjid Al Kautsar Polda Metro Jaya, Jakarta.

Oleh: Mohammad Akbar

Tampilan Masjid Al Kautsar sarat dengan makna.

Kumandang suara azan Ashar mengalun syahdu di waktu petang. Suaranya terdengar lembut. Usai suara azan itu melantun, ratusan kaum Muslim segera bergegas menuju Masjid Al Kautsar Polda Metro Jaya.

Sesampainya di dalam masjid, beragam jamaah menyatu membentuk barisan. Ada yang berseragam polisi, tapi tak sedikit juga yang mengenakan pakaian bebas. Semuanya membaur menunaikan shalat wajib.

Sepintas tak banyak yang berbeda terhadap aktivitas shalat berjamaah. Tapi, ketika mengucapkan salam sebagai tanda berakhirnya shalat, ada satu pemandangan yang tak lazim. Jamaah yang mengikuti shalat berjamaah terlihat ramai.

Jika sebagian masjid di negeri ini biasa terlihat lengang di kala Shalat Ashar berjamaah, di masjid yang berada di lingkungan markas kepolisian Jakarta ini suasananya sungguh berbeda.

Dari pantauan Republika, setidaknya ada 12 shaf yang dipadati jamaah. Setiap shaf rata-rata berjumlah 25 orang. ''Ini masih kalah banyak. Justru kalau Shalat Zhuhur jamaahnya bisa lebih banyak lagi,'' kata Drs HM Suryadinata MM, Sekretaris Masjid Al Kautsar.

Padatnya jamaah yang menyesaki masjid ini rupanya tak lepas dari tampilan masjid yang sarat makna dan estetika. Menyaksikannya dari lorong jalan sebelah utara masjid, akan tampak jelas sebuah paduan antara bangunan religi dan duniawi yang terlihat memikat.

Sebagai latar masjid, berdiri tegak dua bangunan jangkung yang mencakar langit, yakni gedung Artha Graha dan Mal Pacific Place. Sedangkan, menghiasi di sisi muka adalah bangunan masjid yang memiliki 25 kubah dan menara.

Jumlah ini, seperti tertulis di dalam profil Masjid Al Kautsar, merujuk pada jumlah 25 rasul yang diimani. ''Bangunan ini memang dirancang secara matang. Tak hanya mengedepankan keindahannya saja, tetapi juga mengandung banyak makna di dalamnya,'' jelas Suryadinata.

Secara umum, masjid ini memiliki satu buah kubah utama. Materialnya terbuat dari bahan tembaga. Lantas, menghiasi kubah utama tadi masih ada lagi empat kubah yang berukuran lebih kecil. Letaknya menempel di dinding bawah. Empat kubah ini melambangkan empat mazhab yang digunakan umat muslim di negeri ini, yakni Imam Maliki, Hanafi, Syafi'i dan Hambali. Sedangkan, lima kubah menyimpan makna lima rukun Islam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement