Rabu 05 Mar 2014 17:47 WIB

Berbusana Apik di Ruang Publik (2-habis)

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: Republika/Yasin Habibi
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Agama banyak mengandung nilai-nilai kehidupan seperti moral. Inilah yang membentuk kepribadian masyarakat yang berintegritas dan beradab. Ini yang membedakan manusia dengan binatang

Ketua Pelaksana Majelis Azzikra Ustaz Abdul Syukur Yusuf menyatakan, penyebab terjadinya pelecehan seksual adalah nafsu syahwat. “Ketika seseorang tidak mampu mengontrol nafsu syahwatnya, dia pasti menjadi pelaku pelecehan seksual,” jelasnya.

Benteng utama yang harus dipertahankan adalah iman. Seseorang harus memperkuat keimanannya agar kuat dan mampu mengendalikan syahwat.

Syukur menyatakan, nafsu harus dikendalikan agar seseorang tetap berakhlak mulia. Ketika nafsu dikendalikan, yang muncul adalah perilaku positif. Misalnya, ketika nafsu syahwat dikendalikan maka akan menjadi kepasrahan kepada Allah SWT.

Emosi jika dikendalikan, akan menjadi keinginan yang kuat. “Bila sudah menjadi energi positif seperti itu maka seseorang tidak mungkin melakukan pelecehan seksual,” ujarnya.

Islam memerintahkan penganutnya menutup aurat untuk menghindari pandangan dari mata orang-orang yang berpikiran kotor dan jelek, menghindari keburukan yang muncul karena nafsu syahwat. Begitulah salah satu cara Islam memuliakan wanita, menjaganya agar tidak mudah ternoda.

Menutup aurat dan tidak menampakkan perhiasan kecuali yang sewajarnya merupakan langkah pertama mencegah keburukan atau ancaman pelecehan seksual maupun ancaman keamanan yang lain. Apalagi, di luar rumah, tentu penekanan perintah tersebut sangat ditekankan.

Menurutnya, ada beberapa cara agar terhindar dari ancaman pelecehan seksual. Pertama, ingat selalu kepada Sang Maha Pelindung, Allah. Kemudian, jangan pernah naik angkutan umum seperti mikrolet yang kosong sendirian. Jika terpaksa naik, sebaiknya pilih kursi dekat dengan sopir.

Perhatikan dengan saksama tingkah laku setiap orang di dalam angkutan itu, bahkan sopir dan kondekturnya. Para pelaku umumnya menunjukkan tingkah yang kurang wajar.

Misalnya, selalu tengok kanan-kiri, memandangi penumpang yang lain cukup lama dari atas ke bawah, dan bergerak terlalu rapat pada penumpang lain yang wanita. “Pokoknya, jika ada yang menunjukkan perilaku aneh, kita harus waspada terhadapnya,” papar Syukur.

Dia juga menyatakan, jangan asik main ponsel di dalam angkutan umum. Pelaku sengaja memilih korban yang lengah. Jangan tunjukkan kepanikan. Jangan enggan meminta tolong kepada penumpang lain, misalnya, meminta untuk bertukar tempat atau jika terpojok, lebih baik turun tanpa menunjukkan kepanikan.

Usahakan ingat betul dengan wajah pelaku dan ciri khasnya sehingga bisa melaporkan dia ke petugas keamanan atau paling tidak berhati-hati jika bertemu dengan orang itu kembali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement