REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Amri Amrullah
Porsi pembimbing KBIH akan diambil satu dari tiga porsi yang diberikan ke TPHD.
JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) akhirnya menyetujui penambahan jumlah pembimbing dari kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) untuk jamaah haji reguler.
Kebijakan ini diambil setelah adanya keluhan dari forum kelompok bimbingan haji yang dibentuk masyarakat tersebut mengenai sulitnya memberangkatkan pembimbing.
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Anggito Abimanyu memastikan akan menambah pembimbing haji dari KBIH yang diambil dari kuota tim pembimbing haji daerah (TPHD).
Menurutnya, pengalihan kuota dilakukan karena buruknya kinerja TPHD yang membimbing jamaah haji dari kloter-kloter di daerah. "Karena itu, porsi pembimbing KBIH akan kita ambil satu dari tiga porsi yang diberikan ke TPHD," ujar Anggito.
Anggito menjelaskan hal itu di Muktamar Luar Biasa Forum Komunikasi KBIH (FK KBIH) Indonesia yang diselengarakan di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Kamis (27/2).
Dengan demikian, jatah pembimbing haji dari KBIH 2014 naik dari 100 orang pada 2013 menjadi 273 orang, tahun ini. Anggito berharap, dengan penambahan pembimbing haji ini, pelaksanaan ibadah jamaah haji reguler Indonesia semakin berkualitas.
Anggito memahami kekecewaan para KBIH pada musim haji tahun lalu. Menurutnya, Kemenag harus mengurangi jumlah jamaah haji yang berangkat, termasuk dari para pendamping dan pembimbing pada 2013.
Hal itu terkait pengurangan kuota haji 20 persen dari Arab Saudi. Akibatnya, banyak jamaah tidak terbimbing pelaksanaan ibadahnya, sedangkan mereka belum memahami prosesi ibadah haji yang baik.
"Karena itulah, pembimbing haji dari KBIH ini sangat penting dan akan kita upayakan untuk mencukupi pembimbingan jamaah di Tanah Suci," ujarnya.
Sedangkan, untuk TPHD, Anggito akan berkoordinasi dengan para pimpinan daerah terkait pengurangan tersebut. Dia pun yakin, penambahan pembimbing KBIH dan pengurangan TPHD ini akan memiliki nilai manfaat yang jauh lebih besar.
Untuk tahun depan, Kemenag akan membuat regulasi baru agar pembimbing KBIH ini bisa sebanding dengan jumlah jamaah haji. Dengan demikian, ujar Anggito, semakin banyak jamaah haji Indonesia yang semakin berkualitas hajinya. "Kasihan jamaah kita kalau kita berangkatkan, sedangkan berhajinya tidak sesuai yang diajarkan," terangnya.
Adanya penambahan pembimbing ini memberikan kabar gembira bagi KBIH. Ketua Umum FK KBIH Indonesia KH Muchtar Ilyas mengungkapkan apresiasinya karena pemerintah memberikan tambahan porsi bagi pembimbing KBIH.
Meski permintaan dari FK KBIH sebanyak 500 pembimbing, Muchtar mengaku cukup puas dengan kebijakan ini. Menurutnya, Kemenag sudah menunjukkan bahwa pembimbing KBIH sama pentingnya dengan pendamping haji lainnya.
Ia menambahkan, betapa pentingnya posisi pembimbing KBIH kepada jamaah haji reguler Indonesia. Ini terlihat dari penyelenggaraan haji 2013 yang banyak jamaahnya mengaku bingung akan prosesi haji karena sedikitnya pembimbing haji.
Pada 2013 pembimbing dari KBIH hanya mendapatkan 100 jatah porsi. Dia menjelaskan, hal ini mengakibatkan seringnya jamaah haji dari KBIH berangkat menunaikan ibadah haji tanpa didampingi pembimbing.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Forum KBIH, pada musim haji 2013 sedikitnya 300 pembimbing dari KBIH atau kepala rombongan tidak mendapat nomor porsi.
Mereka pun tidak bisa menunaikan tugasnya membimbing para jamaahnya. Di DKI Jakarta, hanya lima orang kepala rombongan dari KBIH yang mendapatkan porsi dari 100 jatah kepala rombongan.
Selasa (25/2) Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali yang sempat menghadiri Muktamar Luar Biasa FK KBIH Indonesia di Pondok Gede Jakarta juga telah mengungkapkan upayanya memfasilitasi kebutuhan pembimbing haji dari KBIH.
Menag menjelaskan, butuh koordinasi lebih jauh kepada Dirjen PHU sebagai pejabat yang membidangi haji untuk memenuhi aspirasi KBIH.