Sabtu 01 Mar 2014 13:57 WIB

Scott Patrick, Mempelajari Islam dari Taurat (2-habis)

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: Blogspot.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Ketika membaca lebih banyak lagi tentang Islam, Scott perlahan-lahan jatuh cinta pada agama ini.

“Semua yang aku baca dalam Alquran seperti kebenaran mutlak bagiku. Aku setuju dengan segala sesuatu yang dikatakan oleh kitab ini,” tuturnya.

Salah satu ajaran Alquran yang paling menarik baginya adalah soal perhatian yang begitu besar terhadap keluarga. Cara Islam menempatkan keluarga adalah sesuatu yang hampir mati dalam budaya Amerika. Bahkan, Scott tidak tahu apakah masih ada yang memedulikan hal-hal semacam itu di negeri ini.

Sejak saat itu, ia jatuh cinta kepada Islam. Ada banyak hal lain dari ajaran agama ini yang bahkan tidak pernah terpikirkan oleh Scott sebelumnya. Kini, semua yang ada dalam Islam begitu masuk akal baginya. “Hatiku mengatakan, aku sesungguhnya sudah menjadi Muslim.”

Tidak mudah bagi Scott memberi tahu keluarganya tentang niatnya memeluk Islam. Jika mereka tahu, mereka mungkin tidak akan mau melihat wajahnya lagi. Meskipun begitu, ia harus mengatakannya. “Aku sadar, apa yang aku lakukan adalah benar dan memang sesuai dengan kata hati nuraniku.”

Scott Patrick Hassan Hoffman mengucapkan kalimat syahadat pada hari ulang tahunnya, tepatnya 27 Juli 2013. Ada ratusan orang yang ikut menyaksikannya. Pengalaman itu benar-benar sesuatu yang tidak dapat ia bayangkan sebelumnya.

Scott sangat gugup kala itu, karena ini adalah keputusan terbesar yang pernah ia buat seumur hidupnya. Ia juga gugup karena tidak menyangka akan mengucapkan syahadat di depan kerumunan orang. Pikirannya seolah-olah mati rasa.

Namun, begitu ia selesai mengucapkan kalimat suci tersebut dan melihat reaksi orang-orang yang hadir di situ, Scott merasakan pengalaman yang luar biasa. “Aku merasakan hati ini penuh dengan rasa cinta. Ini begitu menakjubkan,” ujarnya mengenang.

Kata ‘Hassan’ yang disematkan pada namanya di awal tulisan ini adalah nama keluarga teman dan suaminya yang telah membimbing Scott menuju Islam. Ia mengambil nama itu untuk menghormati mereka dan penegasan keislamannya.

Scott telah melihat bagaimana teman dan suaminya itu saling memberikan perhatian satu sama lain. Ia juga melihat bagaimana kedua orang itu merawat anak mereka yang cantik.

“Suatu hari, Insya Allah, Islam juga akan membawaku kepada kesempatan yang sama. Aku sangat bangga mengatakan bahwa aku sekarang menjadi bagian dari Islam,” Scott mengakhiri kisahnya.

sumber : IfoundIslam.net
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement