Jumat 28 Feb 2014 20:35 WIB

IBF 2014: Saatnya Umat Berkarakter Qurani

Rep: Fian Firatmaja/ Red: Agung Sasongko
 Ketua Dewan Masjid Jusuf Kalla saat membuka
Ketua Dewan Masjid Jusuf Kalla saat membuka

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islamic Book Fair (IBF) kembali digelar pada 28 Februari 2014 di Istora Senayan, Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta. Untuk tahun ini, IBF mengusung tema 'Saatnya Umat Berkarakter Qurani'.

Abdullah Fanani, Ketua Panitia IBF mengatakan diangkat guna mengingatkan umat agar lebih dekat lagi kepada Al-quran.  "Proses adanya keinginan yang kuat dari penerbit untuk mengadakan perubahan. Kami para penerbit pingin keluar dari itu. Caranya dengan menyuarakan saatnya umat berkarakter Qurani," ucap dia kepada ROL.

Abdullah mengungkap tema ini senada dengan tahun politik yang akan dijalani Indonesia. Narasinya sama, yakni perubahan. Itu sebabnya, para penerbit berharap dapat memberikan warna sendiri dengan karakter yang disarikan dalam Alquran dan Hadist.

"Salah satu problem yang dihadapkan bangsa ini ada yang mengatakan pendidikan, akhlak, ekonomi dan sebagainya. Kemudian kita para penerbit sadar, itu benar persoalan, tetapi inti persoalan itu karena Al-quran ditinggalkan, apa yang ada di Al-quran tidak diamalkan. Oleh karena itu, kami mengaskan di tahun poitik ini, siapa saja yang ingin megadakan perubahan harus berdasarkan Quran," tambahnya.

Disinggung masalah target, Abdullah mengungkapkan meski terdapat motif bisnis, Ia juga ingin Mengkomunikasikan dan membangkitkan minat baca masyarakat. IBF juga diharapkan sebagai wadah komunikasi interaksi langsung antara penulis, pembaca dan penerbit.

"Target kami mengkomunikasikan dan membangkitkan minat baca. Ada motif bisnis, tapi tidak semata itu. Kami ingin ada komunikasi antar pembaca dan penulis, pembaca dan penerbit, sesama penulis dan lain sebagainya. Dan akhirnya silahturahmi itu menguatkan kebersaman kita dan pada ujung-ujugnya Indonesia bisa keluar dari krisis," jelasnya.

Selain itu, Abdullah juga mengharapkan dengan adanya IBF kali ini bisa membawa kembali kejayaan era cetak. Abdulah menjelaskan IBF menjadi event yang tepat untuk membawa kembali kejayaan era cetak.

"Tantangan yang kami hadapi adalah Era digital, era android, era media--media online. Tetapi kami punya optimisme saatnya itu akan kembali. Dan sekarang menjadi momentum untuk kembali itu, yakni kembali ke karya cetak. Karya yang kemudian bisa didokumentasikan di perpustakaan. Harapannya dengan event IBF ini arah kesana semakin menguat," jelasnya.

IBF sendiri akan berlangsung selam 10 hari hingga sembilan Maret mendatang. Pada IBF kali ini bayak perbedaan dari IBF sebelumnya. Secara kuantitas telah berbeda, jumlah stan sekarang 373. Luas area lebih besar. Acara juga lebih banyak hingga seratus acara serta juga mengadakan pameran. Hal ini dilakukan IBF agar tagline mereka sebagai destinasi wisata buku terbesar dan terlengkap bisa terpenuhi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement