Selasa 25 Feb 2014 18:52 WIB

Menara Emin, Sinergi Desain Islam dan Uighur (1)

Menara Emin di Xinjiang, Cina.
Foto: People.cs.pitt.edu
Menara Emin di Xinjiang, Cina.

Oleh: Mohammad Akbar

Tak sekadar tinggi, menara ini menampilkan detail ukiran yang unik dan rumit.

Siang yang menyengat tak membuat langkah Ustaz Zacky Mirza mengurungkan niat menapaki anak tangga di hadapannya. Siang itu, ia menyambangi sebuah kota bersejarah di Turpan, Xinjiang, Cina. Anak tangga yang ditapakinya itu langsung membawanya mendekati dasar dari menara Emin.

Sebuah video yang diunggah Ustaz Zacky di laman YouTube itu memperlihatkan betapa besar kemajuan seni arsitektur Islam pada  bangunan ini. Bangunan juga memperlihatkan adanya proses akulturasi dua budaya, yakni antara seni arsitektur Islam dan ciri lokal bangunan Uighur.

Mengutip informasi di laman Travel china guide, menara Emin menjadi satu-satunya menara bergaya Islam di antara ratusan menara terkenal di Negeri Tirai Bambu. Bahkan, sejumlah literatur menyebut, menara setinggi 44 meter ini merupakan menara tertinggi di daratan Cina.

Menara Emin dibangun pada abad ke-18, tepatnya pada 1777 Masehi. Bangunan ini didirikan untuk mengenang sikap heroik pemimpin Turpan, Emin Khoja. Emin dikenang sebagai patriot sejati yang telah memperjuangkan unifikasi Cina.

Menara Emin terbuat dari bahan yang didominasi batu-bata. Selain batu-bata, bangunan ini juga terbuat dari bahan kayu lokal. Tumpukan batu-bata pada bangunan ini tak direkatkan dengan semen seperti yang ada pada masa sekarang.

Pada masa itu, bahan yang digunakan sebagai perekat adalah tanah liat. Kemudian, untuk memperkokoh ikatan bangunan tersebut digunakan pula adonan jerami dan pasir.

Dilihat sepintas, menara Emin seperti hanya menonjolkan aspek ketinggian saja. Namun, ketika diamati secara saksama, akan tampak detail ukiran yang indah dan rumit. Detail ukiran yang menghiasi bagian luar menara ini banyak dipengaruhi oleh desain Islam. Dalam hal ini, corak yang ditonjolkan adalah bentuk-bentuk flora.

Batu-bata yang menopang bangunan ini diukir dalam pola mozaik dengan tingkat ketelitian luar biasa. Setidaknya, terdapat 15 pola mozaik berbeda pada menara ini. Beberapa di antaranya adalah bentuk perulangan, geometris, dan bunga.

Corak geometris merupakan salah satu ciri dari seni arsitektur Islam. Pembuatan corak ini dilakukan sepenuhnya oleh para pengrajin lokal. Sementara, pengaruh desain lokal, antara lain tampak pada bentuk penyusunan batu-bata.

Material ini ditumpuk dengan pola tegak dan mendatar. Pola-pola tersebut dibuat dalam tiga tumpukan yang berbeda. Cara seperti ini telah sejak lama diterapkan masyarakat setempat untuk memperkokoh tegaknya bangunan.

Terkait ketinggian menara yang mencapai 44 meter, tak banyak literatur yang memberikan penjelasan. Yang pasti, bagian dasar menara ini berdiameter sekitar 10 meter, dan semakin ke atas semakin ramping ukurannya.

Di bagian atas, menara ini berdiameter tak lebih dari 2,8 meter. Kemudian untuk memperkaya cita rasa estetikanya, bangunan ini dibuat dengan kubah runcing. Sedangkan, di bagian dalamnya, tersaji 72 anak tangga berbentuk spiral.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement