REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Nashih Nashrullah
Peserta bisa interaksi langsung dengan ulama Timur Tengah.
Perkembangan teknologi informasi yang pesat memungkinkan orang bisa belajar banyak hal lewat internet. Kendala jarak, ruang, dan waktu seolah tak berarti dengan kehadiran sistem informasi ini. Tak terkecuali untuk belajar Alquran. Sekarang pun bisa dilakukan kapan dan di mana saja melalui internet.
Itulah yang sedang dirintis oleh Pondok Pesantren al-Fatah Lampung melalui lembaga setingkat sekolah tinggi bernama Shuffah Alquran Abdullah bin Mas'ud Online (SQABM).
Pembina Utama SQABM, H Muhyiddin Hamidy, mengatakan saat ini masih banyak umat Islam yang buta huruf maupun buta kandungan Alquran. Selain itu, masih sedikit umat Islam yang tekun mempelajari Alquran.
“Dengan hadirnya Shuffah Alquran, diharapkan akan menjadi pendorongsekaligus sebagai media bagi umat Islam di manapun berada untuk mempelajari, memahami, dan mengamalkan kandungan Alquran,” ujar Muhyiddin Hamidy, beberapa waktu lalu.
SQABM dengan situs stsqabm.com secara resmi diluncurkan pada grand launching, Selasa, 19 November 2013, di kampus Pesantren al-Fatah, Dusun Muhajirun, Desa Negararatu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan.
Hadir pada grand launching SQABM, Duta Besar Sudan untuk Indonesia Abdullah al-Rahim al-Sidiq, Sekretaris Duta Besar Palestina untuk Indonesia Neil Mahmoud, Kepala Sub-Direktorat Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag Pusat Dr Mamat Salamat Burhanudin.
Hadir pula staf Ahli Bidang Revitalisasi Industri Kementerian Kehutanan Dr Ir Bejo Sansoto MSc, Asisten III Bidang Kesra Gubernuran Provinsi Lampung Hj Elya Muchtar, General Manager Telkom Lampung Ir Muchlis, serta para tokoh, alim ulama, pejabat setempat, media massa, dan masyarakat sekitar pesantren.
Duta Besar Sudan untuk Indonesia, Abdullah al-Rahim al-Sidiq, saat menghadiri acara tersebut mengatakan, dalam mempelajari Alquran mahasiswa diharapkan sungguh-sungguh, tidak hanya mengetahui cara membacanya, tetapi juga arti dan maknanya.
Abdullah al-Rahim al-Sidiq mengatakan Rasulullah SAW adalah saudaranya Alquran, akhlaknya adalah Alquran, dan ia merupakan Alquran yang berjalan.
“Musuh Islam telah mengintai dan dengan berbagai cara agar umat Muslim tidak dapat mempelajari Alquran dan as-sunah. Kehadiran Shuffah Alquran berbasis teknologi informasi ini diharapkan mampu memimpin peradaban dunia Islam mendatang,” ujar Dubes al-Sidiq.
Dekan Fakultas Tafsir dan Ilmu Alquran Universitas Islam Gaza, Palestina, Syekh Dr Mahmud Hasyim Anbar, dalam sambutan tertulis menyampaikan, pengambilan nama Abdullah bin Mas'ud merupakan nama terbaik dari sekian banyak sekolah tinggi dan universitas yang ada di dunia.
“Abdullah bin Mas'ud merupakan nama seorang sahabat yang yang ahli dalam Alquran dan mendapatkan pengakuan langsung dari Rasulullah SAW,” ujarnya.
Adapun “Shuffah” bermakna teras masjid tempat Rasulullah SAW mengajarkan Alquran dan syariat Islam kepada para sahabatnya di Madinah.
Materi yang diajarkan di Shuffah Alquran, mulai dari tahsin Alquran, tajwid praktis, ilmu-ilmu Alquran dan al-hadis, tafsir, tahfidz, bahasa Arab, dan ilmu-ilmu pendukung lainnya.
Shuffah Alquran Abullah bin Mas’ud diasuh oleh dosen pendidik terbaik yang berkompeten dan berpengalaman di bidangnya, baik dari dalam maupun luar negeri. Di antaranya, berasal dari beberapa negara, seperti Palestina, Yaman, Sudan, Malaysia, dan Indonesia sendiri.
Beberapa dosen yang pernah memberikan materi kuliah secara online interaktif, antara lain, Direktur Lembaga Tahfidz Alquranul Karim Was Sunnah Gaza, Palestina, Syekh Dr Abdurrahman Yusuf Al-Jamal; Guru Besar Universitas Mulawarman Kalimantan Timur, Prof Dr Ir Ariffien Bratawinata Magr; serta penceramah tausiyah Radio Silaturahim, Ustaz Habib Husein al-Athas.
Dalam jadwal tertentu, disiarkan pengajaran Alquran secara langsung dari Timur Tengah oleh dosen yang bersangkutan, yang akan diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
Komunitas Belajar Alquran
Ada dua jenis kelas SQABM yang terbuka untuk umum. Pertama, Sistem Reguler, yaitu kuliah dengan tutorial sistem klasikal langsung di kampus selama empat semester (153 SKS).
Data bagian sekretariat menyebutkan, tahun pertama dibuka, telah terdaftar sekitar 60 calon mahasiswa di Shuffah Alquran Abdullah bin Mas'ud.
Kedua, Sistem Kuliah Online, yang bisa diikuti siapa saja, dari mana saja, dan kapan saja. Program ini bisa diikuti secara individu, dengan mendaftar melalui online di website stsqabm.com atau melalui Komunitas Belajar Alquran Jarak Jauh (Komjaraq). Dalam masa pendaftaran online Januari lalu, tercatat 212 peserta mendaftar sebagai mahasiswa.
Ketua SQABM KH Yakhsyallah Mansur MA, dalam Tabligh Akbar Aqsa Working Group (AWG) di Masjid Agung Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Ahad (2/2), mengemukakan, untuk mengembangkan kelas jarak jauh, dibentuk Komjaraq di daerah-daerah.
Kelas-kelas bersama Komjaraq mendapat respons positif dari umat Islam di daerah-daerah, seperti di Semarang, Wonogiri, Yogyakarta, Bandung, Bogor, Bekasi, dan Samarinda.
Bahkan, beberapa mahasiswa Indonesia yang sedang menuntut ilmu di luar Indonesia ikut serta dalam program belajar Alquran online ini, seperti di Malaysia, Mesir, Palestina, dan Sudan.
“Kami membuat satu ruangan khusus semacam studio besar untuk jamaah berkumpul, dilengkapi fasilitas laptop, modem, dan tv layar lebar,” ujar Drs Makmun Syamsuddin, koordinator Komjaraq SQABM untuk daerah Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.
Sebuah harapan besar bagi umat Islam secara keseluruhan akan terbangunnya peradaban umat manusia berdasarkan Alquran untuk menyempurnakan akhlak mulia manusia.
Juga, ikut serta mengubah sikap dan perilaku manusia menuju kebaikan, kemuliaan, dan ketakwaan seperti yang terkandung dalam Alquran.