REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar berharap lomba hafalan Alquran dan hadits bisa menjadi satu agenda rutin setiap tahun. Ia melihat lomba seperti ini bermanfaat bagi masyarakat.
"Bukan saja dari lingkungan masyarakat Muslim di Indonesia tapi di Asia Tenggara sekarang di Pasifik," ujar Nasarudin di Jakarta, Jumat (14/2).
Umat Islam, kata dia, semestinya tidak melihat Alquran dan hadits hanya sebagai Kitab Suci. Namun bisa menginsternalisasi makna dan ajarannya dalam kehidupan sehari-hari.
"Saatnya kitab suci itu memberikan tuntunan dalam kehidupan sehari-hari. Memuliakan Alquran tak cukup hanya menghafalkan tapi dengan menjadikannya pedoman dalam menjalani 24 jam kehidupan kita," ujar dia.
Lomba hafalan Alquran dan hadis tingkat Asean-Pasifik yang didanai oleh yayasan pangeran Sultan bin Abdul Aziz Alu Su'ud ini merupakan kali kelima. Tahun ini, lomba tersebut diikuti oleh 12 negara dengan 81 peserta.
Negara peserta lomba antara lain Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina, Indonesia, Myanmar, Kamboja, Australia, dan Selandia Baru. Serta tiga negara pecahan Uni Soviet, yakni Kirziztan, Tajikistan dan Kazakstan. Ada lima katagori lomba yaitu lomba hafalan Alquran 30,20,15 dan 10 jus, serta lomba hafalan hadis.